Pencarian Isi Blogg Ini

Sabtu, 20 Agustus 2011

Kesesatan Yahudi karena Kedengkian

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Ja'far Subhani salah seorang ulama marja taqlid di Qom dalam salah satu ceramahnya dalam majelis tafsir al Qur'an yang sedang diasuhnya di Masjid Madrasah Hujjatiyah yang berlangsung selama bulan Ramadhan menyatakan, "Yahudi itu seperti hewan yang dipunggungnya membawa banyak kitab dan buku-buku namun tidak mengambil manfaat dari kitab-kitab itu."
Dalam kajian tafsir beliau mengenai ayat kelima surah al Jumu'ah beliau menjelaskan bahwa bangsa Yahudi yakin bahwa mereka adalah umat pilihan dan selain dari mereka (Bani Israel) hanyalah bangsa-bangsa yang kedudukannya di bawah mereka. Ayatullah Ja'far Subhani berkata, "Allah swt dalam surah ini mengutuk bangsa Yahudi dan berfirman, kalau kalian memang merasa sebagai umat pilihan dan kalian saja yang menjadi kekasih Allah maka hendakilah kematian itu."
Lebih lanjut ulama marja taqlid ini menjelaskan bahwa bangsa Yahudi merasa yakin sebagai umat pilihan karena merasa bangga dan kagum dengan amal-amal mereka, mereka juga tidak menghendaki kematian karena kecintaan mereka yang begitu besar kepada dunia. Ayatullah Ja'far Subhani mengatakan bahwa permusuhan Yahudi yang besar terhadap umat Islam dikarenakan kedengkian yang ada pada hati-hati mereka. Mereka senantiasa berusaha merusak dan menyelewengkan ajaran agama Islam ini, baik melalui upaya mengubah-ubah ayat-ayat Al-Qur'an secara lahiriah maupun upaya untuk memalingkan maknanya dari makna yang sebenarnya. Beliau berkata, "Permusuhan bangsa Yahudi terhadap umat Islam tidak pernah berhenti. Sampai sekarang kita menyaksikan bagaimana mereka membuat makar di tanah Palestina lebih dari 60 tahun. Mereka merusak rumah, menumpahkan darah kaum muslimin yang tidak berdosa, ini semua karena kedengkian mereka terhadap umat Islam."
Selanjutnya berkaitan dengan pengakuan umat Yahudi sebagai ahli surga sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surah al Baqarah ayat 62, Ayatullah Ja'far Subhani mengatakan, "Semua orang sama kedudukannya di sisi Allah, bukan berdasarkan kebangsaan maupun keturunan. Kemuliaan seseorang dalam pandangan Allah didasarkan pada ketakwaan dan amal shalih yang telah dilakukannya."
Ulama yang juga masih mengajar di Hauzah Ilmiyah Qom Iran ini mengatakan lebih lanjut bahwa diantara keyakinan Yahudi lainnya yang menyimpang adalah mereka tidak meyakini nabi Muhammad saww sebagai nabi terakhir, melainkan meyakini bahwa kenabian itu tidak ada akhirnya, masih akan terus berdatangan nabi-nabi sampai akhir zaman. "Yahudi menjadikan surah al A'raf ayat 35 sebagai dalil dan hujjah yang mendukung keyakinan mereka. Ayat tersebut berbunyi, Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Padahal maksud sesugguhnya dari ayat tersbeut bukan sebagaimana yang mereka yakini. Kesalahan mereka dalam berusaha menafsirkan Al-Qur'an adalah karena tidak memberi perhatian pada ayat sebelum dan sesudah dari ayat yang mereka tafsirkan. Ayat 35 tidak bermaksud menyebutkan bahwa kenabian akan terus berlanjut sampai kiamat melainkan mukhatib (pendengar) dari firman Allah dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang hidup di zaman Nabi Adam as, masa-masa awal penciptaan manusia dan bukan ditujukan kepada umat manusia setelah diutusnya Nabi Muhammad saww."
Ayatullah Ja'far Subhani dalam penggalan akhir ceramahnya mengingatkan mengenai keutamaan malam-malam Lailatur Qadr. "Pada malam-malam kemuliaan tersebut, berharaplah untuk mendapatkan surga dan dijauhkan dari neraka kelak di hari kebangkitan. Namun harapan itu bukan sekadar harapan tanpa ada upaya untuk mewujudkannya. Harus ada sinergitas antara ucapan dan amal. Sekedar meminta dan melantunkan do'a lalu kemudian berdiam saja tanpa melakukan usaha dan amal, hasilnya hanyalah kesia-siaan belaka." Pesan beliau. //ABNA

Tidak ada komentar: