
Salafi menganggap Para Ulama yang Mengikuti Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dalam Masalah Aqidah Adalah Musuh Abadi.
Bahkan seorang tokoh salafi bernama Zainal Abidin,
menukil sejumlah pendapat ulama termasuk Ibn Hazm (walaupun nukilan
seperti ini harus diteliti lebih lanjut, sayang kitab-kitab yang
disebutkan belum kami miliki -pent) yang berisi kritik, celaan dan
‘vonis’ kafir kepada para Ulama Pengikut Imam Abul Hasan Asy-Asy’ari
dalam masalah aqidah atau lebih dikenal dengan Asy’ariyah (Lihat majalah
As-Sunnah hal. 38 edisi khususVIII1425 H2004 M).
Padahal hampir seluruh ulama yg namanya dtulis dengan “tinta
emas”dalam sejarah Islam dan menjadi pelita umat sepanjang umur umat
Islam dengan ilmu yang mereka miliki adalah mengikuti Imam Abul Hasan
Al-Asy’ari dalam masalah aqidah.
Hal ini bisa kita lihat nama-nama besar seperti: Imam Abu Hasan Al-Bahilii,Imam Abu ishaq Al-Isfarainii,
Al-Hafidz Abu Nu’aim AL-Asbahani, Qadhi Abdul Wahab Al-Maliki. Imam Abu
Muhammad Al-Juwaini, dan outranya Abu Ma’alii Imam haramain AL-Juwaini,
Abu Manshur At-Tamimi Al-Baghdadi, Al- Hafidz Al-Isma’ili, Al-Hafidz Al-Baihaqi, AL-Hafidz Al-Daruqutni, Al-Hafidz AL-Khatib AL-Baghdadi,
Imam Abul Qosim AL-Qusyairi,dan putranya Abu Nashr,Imam Abu Ishaq Asy-
Syairazi, Nasr Al-Maqdisi, Al-Farawi, Imam Abul Wafa’ ibn Uqil
Al-Hambali, Qadhi Qudhat Ad-Damaghani Al-Hanafi, Abul Walid Al-baji
Al-Malik, Imam Ass-Sayid Ahmad Ar-Rifa’I,Al-Hafidz Abul Qasim Ibn
Asakir, Ibn Sam’ani, Al- hafidz As-Salafi, Qadhi Iyadh, Imam An-Nawawi, Imam Fakhrudin Ar-Razi, Imam Iz Ibn Abdis Salam,
Abu Umar, Imam Ibn Hajib Al-Maliki, Al-Hafidz Ibn Daqiqil ied, Imam
llaudin Al-Baji, Qadhi Qudhat As- Subki, Al-Hafidz Alaai, AL-Hafidz
Zainudin AL-Iraqi,dan putranya Al-Hafidz Waliyudin, Khatimatul Hufadz
Ibn Hajar Al-Asqolani, Khatimatul LughawiyinAl-hafidz murtadha
Az-Zubaidi Al-Hanafi, Imam Zakariya AL-Anshori, Imam Bahaudin Ar-Ruwas,
Mufti makah Ahmad Zaini Dahlan, Musnadul Hindi Waliyullah Ad-Dahlawi,
Mufti Mesir Imam Muhammad Ulaisyi Al-Maliki, SyaikhAl-Jami’ Al-Azhar
Abdullah Az-Zarqawi, Imam Abdul Fatih Fathullah mufti Beirut,Imam Abdul
basist Al-fakhuri Mufti Beirut, Imam Mustafa Naja Mufti Beirut, Imam Abu Muhammad Al-Malaibari Al-Hindi,
Qadhi Abu bakar Al-baqilani, AL-Hafidz IbnFaruk, Imam Al-Ghozali, Imam
Abul fatah Asy-Syahrantani, Imam Abu Bakar Asy-Syasyi Al-Qofal,Abu Ali
Ad-Diqaqi An-Naisaburi, Al-Hakim An- Naisaburi Sohibul Mustadrak,
Imam Ibn Alan As-Shadiqi Asy-Syafi’I, Imam Abu Abdullah Muhammad
As-Sanusi dll. Semua pemilik nama-nama besar di atas adalah para
pengikutImam Abul Hasan Al-Asy’ari dalam aqidahnya, yang para ulama
menyebut aqidah Asy’ariyah dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Kalau menurut kalian Wahabiyyun bahwa Al-Hafidz Ibnul Jauzi,
Imam Ibn Hibban, Al-Hafidz Ibn Rajab Al-Hambali, Al-Hafidz Al-Isma’ili,
Al-Hafidz Al-Baihaqi, Al-Hafidz Al- Daruqutni, Al-Hafidz
Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Hafidz As-Salafi, Qadhi Iyadh, Imam
An-Nawawi,Al-Hafidz Alaai, Al Hafidz Zainudin Al-Iraqi, dan putranya
Al-Hafidz Waliyudin, Khatimatul Hufadz Ibn Hajar Al-Asqolani dll, bukan termasul ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka siapakah yang kalian maksud dengan Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu?
Mungkin kalian akan mengatakan bahwa Albani, Utsaimin, Ibn
Baz, Al-Jazairi, Al-Fauzan,Rabi Ibn Hadi dll dari kalangan ulama Neo
Salafi adalah Ahli Hadis dan merekalah yg paling layak untuk menyandang
gelar pewaris satu-satunya ahlus sunnah wal jama’ah !
Kami ingin bertanya apakah ada di antara ulama kalian seperti Albani, Utsaimin, Ibn Baz, Al-Jazairi, Al-fauzan, Rabi Ibn Hadi
dll yang punya karya yang lebih baik dari kitab Fathul Bari-nya Ibn
Hajar, atau kitab sunan-nya Imam Al-Hafidz Al-Baihaqi, Al-Hafidz
Al-Daruqutni, atau karya-karya lain dari para Hufadz Hadis yang
sebenarnya (bukan seperti yang sering diaku-aku oleh Salafi) seperti
Al-Hafidz Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Hafidz As-Salafi, Qadhi Iyadh, Imam
An-Nawawi dengan Syarh Shohih Muslim-nya, Al-Hafidz Alaai, Al-Hafidz
Zainudin Al-Iraqi dll !?
Tidak, sekali-kali tidak, karya-karya kalian dipenuhi dengan nukilan dari para Ulama ini !!!
Entah bagaimana kualitas buku atau kitab yang ditulis oleh ulama- ulama
kalian, jika tidak mengutip dari ucapan dan pendapat mereka dari
kitab-kitab dan karya tulis mereka (yaitu para hufadz Ahli hadis ini)
yang tidak terhitung nilainya itu?! Tapi bagaimana bisa kalian mengambil
pendapat mereka dan mengklaim mereka berada di pihakmu, sementara itu
kalian tidak memasukkan mereka dalam daftar Ulama Ahus Sunnah, bahkan
kalian mencap mereka sesat dan menyimpang aqidahnya lalu menyamakan
mereka dengan firqoh-firqoh sesat lainnya seperti mu’tazilah, jabariyah
dll !?
Lalu yang lebih mengherankan lagi kalian masih berani mengklaim mengikuti manhaj para Ahli Hadis,
sedangkan pada saat yang bersamaan kalian memvonis aqidah mereka adalah
salah dan sesat’ (menurut anggapan kalian), bahkan kalian mengingatkan
umat dari penyimpangan aqidah yg terdapat dalam kitab-kitab mereka !
Adakah orang yang akan percaya dengan ucapan sekelompok orang yang
mengaku-aku mengikuti manhaj para imam ahli hadis dan ahlus sunnah tapi
aqidahnya sesat atau kalian berkata : Manhaj kami diatas manhaj Para
Ahli Hadis seperti Al-Hafidz Ibn Hajar, Imam Al-Hafidz Al-Baihaqi,
Al-Hafidz Al-Daruqutni, Al-Hafidz Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Hafidz
As-Salafi, Qadhi Iyadh, Imam An-Nawawi, Al-Hafidz ‘Alaai, Al-Hafidz
Zainudin Al-Iraqi , tapi aqidah kami berbeda -kami memegangi aqidah yang
shohih sedang mereka (para ahli hadis tsb) aqidahnya menyimpang dan
sesat !?
Ajib Kulu Ajib hadzal qaul min rajol Al-Ghulat Al-Mudzabdzib As-Salafi (sungguh sangat mengherankan ucapan yang aneh yang berasal dari Al- Ghulat Al-Mudzabdzib As-Salafi ini) !!!
Seandainya para Ulama seperti Al-Hafidz Ibn Hajar, Imam
Al-Hafidz Al-Baihaqi, Al-Hafidz Al-Daruqutni, Al-Hafidz Al-Khatib
Al-Baghdadi, Al-Hafidz As-Salafi, Qadhi Iyadh, Imam An-Nawawi, Al-Hafidz
Alaai, Al-Hafidz Zainudin Al-Iraqi dll masih hidup, pastilah
mereka akan melarang kalian untuk menggunakan karya mereka untuk menjadi
bahan bagi tulisan dan kitab kalian. Kenapa, karena jelas kalian telah
menganggap mereka sesat bahkan kafir !? Lalu mana ada seorang Ulama
yang bersedia karyanya dinukil oleh orang atau kelompok yang telah
mencemarkan nama baiknya dengan vonis sesat dan kafir !? Tapi yang aneh
bahwa pendapat-pendapat para ahli hadis yang beraqidahkan asy’ariah ini
seperti : Al-Hafidz Ibn Hajar, Imam Al-Hafidz Al- Baihaqi, Al-Hafidz
Al-Daruqutni, Al-Hafidz Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Hafidz As-Salafi,
Qadhi Iyadh, Imam An-Nawawi, Al-Hafidz Alaai, Al-Hafidz Zainudin
Al-Iraqi dll khususnya dalam masalah aqidah, senatiasa kalian nukil
didalam berbagai kitab dan makalah yang kalian buat !?
Kalau mau konsisten dengan pendapat kalian bahwa mereka telah
menyimpang dan memasukkan sesuatu yang sesat dalam aqidah Islam, maka
jangan lagi gunakan kitab dan karya mereka apalagi menukil pendapat
mereka dalam masalah aqidah untuk mendukung pendapat kalian
dalam masalah aqidah pula. Sungguh aneh !? Tapi ternyata hal itu tidak
terjadi bahkan dalam majalah edisi khusus yang mereka tulis dalam
masalah hadis, pertama kali mereka menunjukkan apa yang mereka anggap
sesat dan menyimpang dari aqidah kaum asy’ariyah lalu diberilah vonis
sesat bahkan kafir. Tapi yang aneh setelah itu pendapat-pendapat
dari para Ulama Hadis Asy’ariyah seperti Al-Hafidz Ibn Hajar, Imam
Nawawi, Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Iraqi, Ibn Shalah dll menjadi rujukan
utama unutk memberi justifikasi dalam masalah aqidah versi mereka,
bukankan ini sebuah keanehan yang menggelikan ?!
Lalu kalian berkata lagi: Ulama kan bukan hanya mereka! Tapi ingat
bukankan Salafi telah mengadopsi pendapat sebagian Ulama’ yang
menyatakan bahwa Ahlus sunnah wal jama’ah adalah
Ulama ahli hadis seperti perkataan Imam Ahmad yang mengatakan Kalau bukan ahli hadis, aku tidak tahu lagi siapa mereka ? dll! Biasanya kalian akan berkelit dengan mengatakan : Ulama Ahli Hadis-kan tidak terbatas pada mereka !!? Lalu apakah Al- Hafidz Al-Isma’ili, Al-Hafidz Al-Baihaqi, Al-Hafidz Al-Daruqutni, Al-Hafidz Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Hafidz As-Salafi, Qadhi Iyadh, Imam An-Nawawi, Al-Hafidz Alaai, Al-Hafidz Zainudin Al-Iraqi, dan putranya Al-Hafidz Waliyudin, Khatimatul Hufadz Ibn Hajar Al-Asqolani dll, bukan termasuk ahli hadis !?
Ulama ahli hadis seperti perkataan Imam Ahmad yang mengatakan Kalau bukan ahli hadis, aku tidak tahu lagi siapa mereka ? dll! Biasanya kalian akan berkelit dengan mengatakan : Ulama Ahli Hadis-kan tidak terbatas pada mereka !!? Lalu apakah Al- Hafidz Al-Isma’ili, Al-Hafidz Al-Baihaqi, Al-Hafidz Al-Daruqutni, Al-Hafidz Al-Khatib Al-Baghdadi, Al-Hafidz As-Salafi, Qadhi Iyadh, Imam An-Nawawi, Al-Hafidz Alaai, Al-Hafidz Zainudin Al-Iraqi, dan putranya Al-Hafidz Waliyudin, Khatimatul Hufadz Ibn Hajar Al-Asqolani dll, bukan termasuk ahli hadis !?
Lalu siapa Ahli hadis yang kalian maksud ?! Lalu
manhaj ahli hadis mana yang kalian ikuti !!? Kalau ternyata sebagian
besar Para Hufadz Ahli Hadis berada dalam posisi yang berlawanan dengan
posisi kalian !? Hendaknya ini menjadi bahan renungan bagi orang-orang mampu berpikir dengan jujur!

Ada satu golongan Ummat Islam yang jumlahnya kecil secara global/internasional, tapi walaupun kecil mereka memiliki suara keras seakan mereka berjumlah besar. Padahal jumlah mereka tidak sampai 10% dari keseluruhan jumlah Ummat Islam. Kaum Minoritas yang dakwahnya menjadi sebab tersebarnya Fitnah di tengah Muslimin ini kita kenal dengan sebutan: “Kaum Wahabi”. Dan Kaum Wahabi akhir-akhir ini menyebut diri meraka sendiri sebagai Salafi. Mereka sedang gigih-gigihnya berjuang dalam rangka menambah jumlah pengikutnya, dengan dukungan dana besar-besaran dari Bos mereka yaitu Arab Saudi. Para Pemuda kaum muslimin dididik secara gratis di negeri Nejd (Arab Saudi) asal-muasal munculnya Wahabi. Kemudian para lulusannya ditugaskan untuk menyebarkan Faham Wahabi di negeri asalnya, tak terkecuali Indonesia.
Nah, untuk muhasabah diri maka anda perlu bertanya kepada diri-sendiri: “Apakah Mungkin Kami Sekeluarga dan Teman-teman Sudah Jadi Korban Cuci Otak Ala Wahabi?” Pertanyaan seperti ini penting agar kita tidak menyesal di akhir hayat nanti di saat-saat kita tidak ada lagi kesempatan melakukan taubat. Kepada anda semua, untuk sekedar memberi jalan bagaimana introspeksi diri bisa dilakukan
Oleh karena itu agar tidak menjadi korban penipuan akidah, sekali-kali jangan terkecoh oleh promosi Wahabi yang mengatakan akidah Asy’ariyyah sesat. Langkah-langkah apa yang harus kita lakukan agar tidak tertipu oleh Promosi Wahabi yang penuh Tipu Daya? Salah satu caranya adalah dengan berkoalisi dengan syi’ah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar