
Menurut
Kantor Berita ABNA, setelah kurang lebih 1400 tahun peristiwa Asyura telah
berlalu, namun bagi pecinta Ahlul Bait, serasa baru kemarin sore kejadiannya.
Kebangkitan al Husain selalu abadi dalam jiwa-jiwa pecintanya, kesedihan atas
kesyahidan Imam Husain masih terus terasa. Di hari-hari bulan Muharram para
pecinta al Husain di seluruh dunia menangisi kematian beliau yang teramat
tragis, tidak sekedar dibunuh namun kepalanya dipisahkan dari tubuhnya dan
diarak untuk dipermalukan.
Ahad
(25/11) bertepatan dengan tanggal 10 Muharram 1434 H hari peristiwa
terbantainya Imam Husain as segenggam tanah yang diambil dari makam Imam Husain
yang diletakkan dalam museum di Karbala tiba-tiba berubah menjadi gumpalan
darah.
Peristiwa
berubahnya tanah tersebut menjadi darah disaksikan langsung dengan mata kepala
sendiri oleh ratusan orang yang kemudian disampaikan secara resmi oleh pengurus
Haram al Husain di Karbala dan dimuat dalam situs resmi mereka.
Kejadian
berubahnya tanah Karbala menjadi darah bukanlah sesuatu yang baru, kejadian
tersebut juga pernah terjadi di masa Rasululllah yang periwayatan kisahnya
terdapat dalam kitab mu'tabar Sunni dan Syiah. Suatu ketika malaikat Jibril as
mendatangi Rasululllah saw dan memberikan segenggam tanah karbala sembari
mengabarkan akan terbantainya Imam Husain cucunya kelak di padang Karbala. Nabi
kemudian menangis mendengarkan kabar dari malaikat Jibril as tersebut. Ketika
ditanya oleh istrinya, Ummu Salamah ra, Nabi kemudian memberikan tanah Karbala
tersebut dan menyatakan, "Simpanlah tanah ini, dan ketika kamu melihat
tanah ini berubah menjadi darah, maka ketahuilah cucu saya Husain telah
terbunuh di tanah yang bernama Karbala." Kisah ini diriwayatkan
diantaranya dalam kitab mustadrak al Hakim dan kitab Tahdzib at Tahdzib karya
Ibnu Hajar 'Asqalani.
Berikut
foto-foto kejadian tersebut:





Tidak ada komentar:
Posting Komentar