Pencarian Isi Blogg Ini

Sabtu, 10 November 2012

Rezim Wahabi Jadikan Rumah Sayidah Khadijah Toilet


Islam Times- Situs arrahmah.com menulis bahwa isu penghancuran situs-situs suci bersejarah di Mekkah dan Madinah dipicu oleh pemberitaan Fars News. Ini tentu penghinaan buat Jerome dan The Independent yang pertama kali menerbitkan berita itu.
Makam Sayidah Khadijah dijadikan sebagai tempat kencing
Makam Sayidah Khadijah dijadikan sebagai tempat kencing

JEROME Taylor, jurnalis The Independent, suratkabat asal Inggris, baru saja selesai berbicara di hadapan City Circle, kelompok pertemuan mingguan profesional Muslim di London. Tiba-tiba seorang perempuan Saudi mengenakan abaya hitam menghampiri. Jerome sudah mengantisipasi kemarahan macam apa yang bakal ditumpahkan si perempuan. Maklum, dalam pertemuan itu, dia baru saja mengungkap berita sensitif dan mengejutkan.

***

Awal tahun lalu Jerome melakukan peliputan investigasi. Hasilnya, dia menemukan bahwa selama lebih dari 20 tahun Kerajaan Arab Saudi telah melakukan vandalisme budaya dalam porsi yang mencengangkan. Situs-situs bersejarah di Mekkah dan Madinah, dua kota suci umat Islam, secara sistematis diboldozer. Situs-situs itu dibabat demi melapangkan jalan bagi pembangunan gedung-gedung pencakar langkit, hotel-hotel, dan pusat-pusat perbelanjaan. Mewah dan gemerlap. Satu kamar hotel, Jerome mencotohkan, memasang tarif termurah 500 dolar AS untuk satu malam!

Parahnya lagi, sebagian besar dari situs awal Islam yang dihapus dari peta dunia oleh rezim Saudi berhubungan langsung dengan jejak rekam Nabi Muhammad. Dari penjelasan arkeolog dan sejarawan Saudi Dr Irfan Alawi, Jerome memiliki daftar situs-situs yang telah hilang. Salah satunya sebut saja: rumah istri Nabi Siti Khadijah yang kini sudah berubah menjadi toilet. Lalu ada beberapa situs yang menunggu diratakan dengan tanah, yakni antara lain tiang-tiang tua dari periode Utsmani dan Abbasiah (Abad ke-17) di Masjidil Haram; rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad; dan rumah paman Nabi Hamzah bin Abdul Muthalib.

Dr Irfan Alawi—yang juga Direktur Eksekutif Islamic Heritage Research Foundation—mengatakan setidaknya Mekkah dan Madinah sudah kehilangan 400 hingga 500 situs suci bersejarah. Gulf Institute yang bermarkas di Washington memperkirakan 95 persen situs berusia milenium di Mekkah telah dihancurkan dalam dua dekade terakhir. “Tak ada seorang pun yang berani mengecam vandalisme budaya ini,” kata Dr Irfan. Arsitek ternama Saudi Sami Angawi juga sama cemasnya. “Nilai Mekkah maupun Madinah secara historis hampir musnah. Anda tak akan menemukan apa pun di sana kecuali gedung-gedung pencakar langit.”

Pemerintah monarki Saudi berdalih penghancuran situs-situs itu diperlukan guna mengakomodasi jumlah jamaah haji yang setiap tahun meningkat. Saat ini sekitar 12 juta jamaah memadati Mekkah dan Madinah setiap tahunnya. Jumlah itu diperkirakan akan membengkak hingga 17 juta pada 2025.

Persoalannya, kata Jerome yang non-Muslim itu, apakah upaya mengakomodasi jamaah haji harus dilakukan dengan menghancurkan situs-situs suci dan bersejarah. Apalagi, hotel dan apartemen mewah yang justru berdiri menggantikan situs-situs tersebut. Kemewahan yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang berduit. Padahal, Nabi menginginkan Mekkah menjadi tempat dimana Muslim harus diperlakukan sama dan setara.

Menurut Jerome, semua itu cuma dalih rezim Saudi. Jerome percaya vandalisme budaya tersebut terinspirasi dari ajaran Wahabisme—mazhab resmi kerajaan Saudi. Wahabi, kata Jerome, geregetan melihat jamaah haji yang “mengalap” berkah dari situs-situs suci. Sebab, Wahabisme percaya mengunjungi makam atau situs sejarah yang berkaitan dengan Nabi akan melahirkan syirik. Sementara komersialisme merajalela yang melanda Mekkah dan Madinah terinspirasi oleh sesuatu yang lebih hina—kerakusan.

***

Lepas melakukan investigasi dan riset, Jerome menuliskan hasilnya dalam sebuah laporan bertajuk “Mecca for the rich: Islam’s holiest site turning into Vegas” yang terbit di The Independent edisi 24 September 2011. Ketika pertama kali menuliskan laporan itu, Jerome percaya bahwa Muslim tak akan bereaksi seperti jika mereka memprotes kartun yang menghina Nabi. Tapi Jerome terbukti salah. Dalam beberapa jam saja, laporan Jerome sudah dikutip seluruh situs berita dunia Muslim, blog, dan media sosial seperti Facebook atau Twitter.

(Lucunya, situs arrahmah.com menulis bahwa isu penghancuran situs-situs suci bersejarah di Mekkah dan Madinah dipicu oleh pemberitaan Fars News. Ini tentu penghinaan buat Jerome dan The Independent yang pertama kali menerbitkan berita itu. Dengan mengutip komentar Ketua MUI Amidhan, arrahmah.com juga seakan ingin menyatakan berita itu bertujuan memecah belah umat Islam!)

Penilaian Jerome tentang perempuan Saudi yang datang menghampirinya juga ternyata salah. Perempuan itu tidak marah dan malah berterima kasih. “Mereka benar-benar telah menghancurkan tempat kelahiran Islam,” ujar perempuan itu. “Kami harus melakukan sesuatu.”[]

Situs-Situs yang Terancam Dihancurkan

Bayt al-Maulid

Ketika menduduki Mekkah pada 1920, Wahabi menghancurkan kubah di atas rumah tempat Nabi Muhammad dilahirkan. Rumah itu kemudian digunakan sebagai pasar ternak sebelum berubah menjadi perpustakaan setelah penduduk Mekkah berunjuk rasa. Ada kekhawatiran bahwa perluasan Masjidil Haram akan menghancurkan rumah itu sekali lagi. Situs ini belum pernah digali oleh para arkeolog.

Tiang-tiang kuno Masjidil Haram dari masa Abbasiah dan Utsmani

Dijadwalkan akan dibongkar sebagai bagian dari rencana perluasan Masjidil Haram. Tiang-tiang ukiran rumit ini dibangun pada Abad ke-17 dan merupakan bagian tertua dari situs suci Islam. Wahabi kecewa karena pada tiang-tiang itu ditulis nama-nama sahabat Nabi.

Masjid Nabawi

Selama bertahun-tahun, ulama garis keras Wahabi sudah menargetkan bangunan kubah hijau dari Abad ke-15 dimana di dalamnya terdapat makam Nabi, Abu Bakar, dan Umar di Madinah. Masjid ini dianggap sebagai situs paling suci kedua dalam Islam. Sebuah pamflet yang diterbitkan pada 2007 oleh Kementerian Urusan Islam Saudi, yang berdasar fatwa Abdulaziz Al Sheikh, Mufti Besar Arab Saudi, menyatakan bahwa “kubah hijau harus dibongkar dan tiga kuburan itu diratakan dengan Masjid Nabi”.

Jabal Nur

Sebuah gunung di luar Mekkah dimana Nabi Muhammad menerima wahyu pertama. Nabi terbiasa menghabiskan waktu untuk berdoa di sebuah gua bernama Hira yang berlokasi di gunung itu. Gua itu sangat populer di kalangan peziarah Asia. Ulama garis keras Wahabi kesal dan ingin agar jamaah tidak berkumpul di sana. Mereka pun mewacanakan gagasan untuk menghancurkan gunung itu.[Islam Times/on/Beritaprotes]

Berita terkait:
www.independent.co.uk/news/world/middle-east/mecca-for-the-rich-islams-holiest-site-turning-into-vegas-2360114.html

http://www.guardian.co.uk/commentisfree/belief/2010/mar/05/saudi-mecca-medina-pollution

http://www.guardian.co.uk/profile/irfan-al-alawi

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,39479-lang,id-c,nasional-t,Komite+Hijaz-.phpx 

http://www.islamicpluralism.eu/WP/?p=4054

http://rt.com/news/saudi-arabia-prophet-mosque-615/

http://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/medina-saudis-take-a-bulldozer-to-islams-history-8228795.html

http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2012/jan/27/hajj-exhibition-saudi-cultural-vandalism?newsfeed=true

http://www.islamicpluralism.eu/WP/?p=1999

Tidak ada komentar: