
“Kebenaran hanya satu yaitu Salafi (Wahabi)”,
“Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits”,
“Muwahidun, Penegak Tauhid”, dll.
Ada doktrin paling populer yang dipahami secara salah yaitu doktrin/slogan “Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. menurut pemahaman para Sahabat Nabi Saw,” sehingga apa saja yang mereka anggap tidak ada perintah atau anjurannya di dalam Al-Qur’an, Sunnah, atau atsar Sahabat Nabi Saw., langsung mereka anggap sebagai bid’ah (perkara baru yang diada-adakan) yang diharamkan dan dikategorikan sebagai kesesatan, betapapun bagusnya bentuk suatu kegiatan keagamaan tersebut, dengan dasar hadis Nabi Saw: “… kullu bid’atin dhalalah, wa kullu dhalalatin fin-naar” (setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan akan dimasukkan ke dalam Neraka).
Di sisi lain, doktrin Wahabi ternyata bisa menimbulkan kontradiksi pemahaman yang kronis terhada suatu permasalahan agama. Lihatlah sebagai contohnya, dalam situs resmi salah seorang pendakwah ajaran sesat Wahabi, bernama Abdurrahman Damasyqiyyah, berkata: “Saya katakan bahwa boleh untuk kaum perempuan untuk ziarah kubur dengan dasar hadits ini……” Sementara pemuka Wahabi lainnya, Syaikh Ibnu Utsaimin, dalam bukunya berjudul Fatawa Muhimmah, h. 149-150, cet. Riyad, berkata: “Haram ziarah kubur bagi kaum perempuan, itu termasuk dari dosa besar, sekalipun yang diziarahi makam nabi (Muhammad)”. Kalau di antara sesama Wahabi saja saling bertentangan, maka tak heran jika mereka juga bertentangan dengan selain pengikut Wahabisme.
Itu hanya salah satu bukti bahwa dasar ajaran Wahabi menyebabkan sikap “SEENAK PERUTNYA SENDIRI” dalam prakteknya. Yang satu mengatakan boleh ziarah kubur, yang lainnya mengatakan haram. Kontradiksi yang kronis ini bisa diibaratkan bagaikan surga dan neraka, yaitu kontradiksi yang seharusnya tidak bisa dimaklumi begitu saja. Nah, untuk melihat bagaimana doktrin Wahabi itu menyebabkan kontradiksi pemahaman ajaran Islam
Kaum Salafi & Wahabi tidak menggunakan metodologi ulama ushul (ulama yang ahli mengenai pembahasan dasar-dasar ajaran agama) di dalam membahas dalil-dalil tentang bid’ah, maka mereka terjebak di dalam pembahasan dan fatwa yang tidak seragam. Apalagi mereka hanya merujuk pendapat ulama salaf tanpa melalui mata-rantai penjelasannya dari para ulama setelah mereka, maka keseragaman paham itu menjadi hal yang kemungkinannya sangat kecil.
Oleh karena itu, antara mereka saja banyak terjadi kontradiksi dan perbedaan pendapat. Hal ini terjadi karena masing-masing mereka selalu berupaya merujuk langsung suatu permasalahan kepada al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama salaf. Tentunya, kapasitas keilmuan dan kemampuan yang berbeda dalam memahami dalil, akan memunculkan perbedaan pandangan dalam menyimpulkan dalil tersebut.
Asal tahu saja, proses seperti inilah yang banyak memunculkan aliran-aliran sesat dan nabi-nabi palsu di Indonesia, di mana setiap pelopornya merasa berhak mengkaji dalil secara langsung dan memahaminya menurut kemampuannya sendiri masing-masing.
masalahnya bukan pada al-Qur’an atau hadistnya, melainkan pada pemahamannya. Dengan begitu seharusnya mereka juga bertanya, mana yang lebih bagus dan lebih selamat; menyampaikan ayat al-Qur’an dan hadist dengan pemahaman sendiri, atau menyampaikan pemahaman para ulama tentang ayat al-Qur’an atau hadist?
Terbukti, ternyata kaum Salafi & Wahabi banyak keliru menempatkan dalil karena mereka memahami dalil tersebut secara dzahir dan harfiyah (tekstual). Maka itu, bahwa fatwa-fatwa kaum Salafi & Wahabi sebagaimana kita tahu, selalu terkesan aneh, kontradiktif sehingga sangat berbahaya bagi persatuan dan kebersamaan umat Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
Lihat saja mereka, teman-teman kita yang masih sekolah
setingkat SLTA sampai Mahasiswa dan kebanyakan tidak mengenyam
pendidikan pesantren, begitu bergelora keadaan semangatnya dalam
berdakwah namun secara tidak disadari telah menggunakan konsep pemikiran diatas. Dan
bila paham ini dipegang secara aktif (dipromosikan dan didakwahkan),
maka akan terbuka peluang-peluang terjadinya bahaya seperti terpecahnya
muslim secara internal. Jika sudah seperti itu keadaannya, siapa yang beruntung dan bersorak gembira ? ..iblis dan yahudi, so pasti !!!
Siapa yang akan direkrut ?
Ada beberapa macam karakteristik dalam figur seorang muslim yang menjadi target implementasi ‘silabus’ yang akan diterapkan wahabi. Beberapa macam karakteristik ini bisa saja sekaligus ada dalam satu figure seorang muslim, meskipun tidak semuanya seperti itu, sebab jika kita berbicara mengenai karakter atau sifat manusia, tentu saja berbeda-beda satu sama lainnya. Figur dengan karakreristik-karakteristik ini akan mudah dibina dan dirubah dalam ‘sekejap’ mulai dari perilaku, prinsip, gaya hidup dan idealisme hingga menjadi sosok muslim yang ‘kaffah’ menurut mereka serta banyak manfaat yang dapat diambil darinya.
.
Macam-macam karakteristik itu antara lain adalah : seorang muslim yang awwam dalam masalah agama (jelas sosok muslim seperti ini akan mudah sekali menerima ilmu darimanapun datangnya tanpa mencermati adanya manipulasi informasi dari pihak tertentu). Ia seorang yang masih muda dengan ghirah atau semangat dalam pencarian jatidiri, semangat dalam minat untuk membaca, belajar agama, semangat juang mereka yang tinggi terhadap membela agama namun dibekali ilmu yang sedikit, bahkan lebih spesifik lagi ia tidak memiliki basic atau pengalaman belajar melalui pesantren.
.
Ada pula seseorang yang memiliki temperamental tinggi dan seseorang yang memiliki latar belakang finansial yang kuat sampai pada seorang jenius sekalipun namun ia memiliki orientasi yang tinggi terhadap harta. Inilah beberapa macam karakteristik seseorang yang akan sangat mudah dijerat dan menjadi target implementasi misi dan visi mereka nantinya.
.
Figure seseorang dengan beberapa macam karakteristik diatas ini, biasanya sangat mudah untuk diajak ‘berjalan’ bersama mereka dalam meniti ‘jalan Islam’ untuk masuk menuju sebuah pintu aqidah yang mereka sebut ‘al-muwahhidun’, aqidah tauhid yang murni karena telah mengikuti ‘pemahaman salafush shalih’ dan memegang teguh pada ‘qur’an dan sunnah’ menurut sudut pandang mereka pula tentunya. Dengan mudah sekali ia akan menerima ilmu dan informasi yang tanpa disadari ternyata sebenarnya hanya bentuk intimidasi dan doktrinisasi, yang selanjutnya akan menyeret keterlibatannya terhadap ‘penyebaran paham dan perilaku ekstrim’ golongan ini.
.
Lalu apa maksud dari ‘penyebaran paham dan perilaku akstrim’ yang disebut di atas ?
Berbicara mengenai ‘penyebaran paham’ tentu kita telah mengerti maksudnya. Bahwa wahabi memiliki paham tajsim dan tasybih
PROSESI ‘ CUCI OTAK ’ ALA WAHABI – WARNING !!!
MEKANISME ‘BRAINWASH’ WAHABISiapa yang akan direkrut ?
Ada beberapa macam karakteristik dalam figur seorang muslim yang menjadi target implementasi ‘silabus’ yang akan diterapkan wahabi. Beberapa macam karakteristik ini bisa saja sekaligus ada dalam satu figure seorang muslim, meskipun tidak semuanya seperti itu, sebab jika kita berbicara mengenai karakter atau sifat manusia, tentu saja berbeda-beda satu sama lainnya. Figur dengan karakreristik-karakteristik ini akan mudah dibina dan dirubah dalam ‘sekejap’ mulai dari perilaku, prinsip, gaya hidup dan idealisme hingga menjadi sosok muslim yang ‘kaffah’ menurut mereka serta banyak manfaat yang dapat diambil darinya.
.
Macam-macam karakteristik itu antara lain adalah : seorang muslim yang awwam dalam masalah agama (jelas sosok muslim seperti ini akan mudah sekali menerima ilmu darimanapun datangnya tanpa mencermati adanya manipulasi informasi dari pihak tertentu). Ia seorang yang masih muda dengan ghirah atau semangat dalam pencarian jatidiri, semangat dalam minat untuk membaca, belajar agama, semangat juang mereka yang tinggi terhadap membela agama namun dibekali ilmu yang sedikit, bahkan lebih spesifik lagi ia tidak memiliki basic atau pengalaman belajar melalui pesantren.
.
Ada pula seseorang yang memiliki temperamental tinggi dan seseorang yang memiliki latar belakang finansial yang kuat sampai pada seorang jenius sekalipun namun ia memiliki orientasi yang tinggi terhadap harta. Inilah beberapa macam karakteristik seseorang yang akan sangat mudah dijerat dan menjadi target implementasi misi dan visi mereka nantinya.
.
Figure seseorang dengan beberapa macam karakteristik diatas ini, biasanya sangat mudah untuk diajak ‘berjalan’ bersama mereka dalam meniti ‘jalan Islam’ untuk masuk menuju sebuah pintu aqidah yang mereka sebut ‘al-muwahhidun’, aqidah tauhid yang murni karena telah mengikuti ‘pemahaman salafush shalih’ dan memegang teguh pada ‘qur’an dan sunnah’ menurut sudut pandang mereka pula tentunya. Dengan mudah sekali ia akan menerima ilmu dan informasi yang tanpa disadari ternyata sebenarnya hanya bentuk intimidasi dan doktrinisasi, yang selanjutnya akan menyeret keterlibatannya terhadap ‘penyebaran paham dan perilaku ekstrim’ golongan ini.
.
Lalu apa maksud dari ‘penyebaran paham dan perilaku akstrim’ yang disebut di atas ?
Berbicara mengenai ‘penyebaran paham’ tentu kita telah mengerti maksudnya. Bahwa wahabi memiliki paham tajsim dan tasybih
.
Sedangkan maksud dari ‘perilaku ekstrim’ itu ialah fundamentalisme
agama yang dicirikan sebagai sikap memaksakan (bahkan dengan kekerasan)
agama dan kepercayaannya kepada seluruh umat manusia. Kitab suci
Al-Qur’an dijadikan motor penggerak karena ditafsir atau lebih tepatnya
diterapkan secara harfiah (tekstual) tanpa mempertimbangkan arti
‘hermeneustis’-nya berupa aktualisasi pesan untuk masa kini. Maka
manifestasi dari kejumudan itu – karena meninggalkan konteksual kitab
suci ini (literer sambil menolak metafoar/majâz), akhirnya – Islam
dinilai memiliki kekerasan struktural seperti terorisme, radikalisme dan
fanatisme ditangan mereka.
.
.
Apa saja metode yang diterapkan ?
Kembali pada maksud dari judul catatan ini mengenai
mekanisme ‘brainwash’ atau prosesi cuci otak ala wahabi kepada para
pengikutnya.
.
Maksud pengikut disini adalah mereka yang kebanyakan memiliki
karakreristik yang telah disebutkan diatas. Pada awalnya ia akan diajak
kesebuah pengajian agar memahami Islam secara ‘kaffah’. Pada proses awal
ini memang berbeda-beda cara mereka mendapatkan pemahaman agama yang
keliru. Ada yang karena sengaja dipinjami buku-buku paham wahabi dan ada
pula yang memang tidak secara disengaja menemukannya melalui media
internet sampai begitu ‘tega’ menyerahkan bimbingan aqidahnya melalui
sebuah website. Lalu mereka dibimbing belajar tentang cara baca
Al-Qur’an dan tatacara shalat yang benar. Namun biasanya itu tidak
berlangsung lama (..mungkin dirasakan tindakan ini akan memakan waktu
terlalu lama dalam membuahkan hasil; minimal target menjadikannya
‘simpatisan’ bisa ga’ kelar nantinya..).
.
Perjalanan ‘pencarian ilmu’ akan disingkat untuk melangkah
pada kajian qur’an melalui kitab maupun buku-buku tafsir mereka (wahabi)
dan dilanjutkan pada kajian takhrij hadits yang kesemuanya itu
– baik qur’an maupun hadits, akan membahas mengenai aqidah (tauhid
versi golongan mereka yang sesungguhnya) dan pengamalan ibadah
‘sebagaimana yang dicontohkan Nabi’; padahal menurut mereka yang wahabi
karena diajari oleh buku albani.
.
Pengajaran dalam aqidah adalah mengenal aqidah ‘trinitas’
rububiyyah-uluhiyyah-asma was shifat, yang dilanjutkan pada pembahasan
ayat mutasyabihat.Kemudian dalam kajian hadits membahas status
kekuatan hukum beberapa hadits dan membandingkannya dengan hadits-hadits
yang dianggap ‘keliru’, yang selama ini digunakan atau diamalkan oleh
orangtua mereka (peserta pengajian yang masih awwam itu-pen) secara
turun temurun hingga lahirlah asumsi; “..oh, berarti selama ini aku
beribadah dengan menyalahi tuntunan Islam dan Rasul.., selama ini aku
dan orang tuaku adalah pelaku bid’ah dan penyembah kuburan.. ..selama
ini aku bermaulid ternyata hanya mengikuti cara kaum kuffar..”.
(..alangkah bodohnya jika kalian berpikir sempit seperti ini, wahai
pengikut wahabi yang tertipu..).
.
Gerakan wahabi ini dimotori oleh para juru dakwah terlatih
dalam ‘metode’ dakwahnya yang memukau dengan mengeluarkan dalil-dalil
hujjah, namun sebenarnya akan terdengar ‘lucu’ bagi yang telah
memahaminya.Konsep paling mendasar dalam dakwah mereka ialah;
..kebanyakan ujung-ujungnya membuat keragu-raguan tentang amal ibadah
dan lalu menebarkan kebencian dan permusuhan
.
Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan dengan
tuduhan kafir, syirik dan ahli bid’ah tanpa kajian lebih lanjut dan
objektiv, tiada yang lain dianggap benar selain dari pemahaman sepihak
saja dari golongan mereka. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di
setiap kesempatan pengajian, daurah dan semacamnya didepan para
pengikutnya. Walaupun dalam jargon-jargon mereka mengatakan ‘pengikut
salafush shaleh’, mereka sebenarnya tidak menjadikan seluruh ajaran
ulama salaf atau pendapat-pendapat ulama salaf sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan beragama, tetapi yang mereka lakukan sebenarnya
adalah memilih-milih (mensortir/menyeleksi) pendapat para ulama salaf
yang sejalan dengan mereka.
.
Mereka tidak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali dari kelompok mereka sendiri.
Mereka tidak akan pernah tahu dan memberi tahu, siapa itu ‘wali songo’,
siapa itu ulama-ulama ahlussunnah dari generasi salaf sampai khalaf,
sampai ulama-ulama yang mengikuti ahlussunnah waljama’ah di negeri ini;
Indonesia – dimana sekarang mereka berada. Di negeri kita ini,
mereka menafikan keberadaan para Kya’i (ulama) di sekitarnya, mereka
terlihat sekali seperti menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada
para Habaib,dan terhadap Wali Songo yang menyebarkan dan
meng-Islam-kan penduduk negeri ini bahkan diantaranya termasuk keluarga
mereka sendiri ! Menyedihkan, sekaligus teramat prihatin kepada para
pengikut wahabi ini
.
Dalam prosesi ‘cuci otak’ itu, para peserta pengajian akan
terbawa arus untuk mengikuti teks mutasyabihat dengan pemahaman yang
formalistis dan tekstual, mengikuti hawa nafsu, menghujat generasi
salaf, tidak mengetahui posisi sunnah sampai mereka patuh pada
‘ritual’ pembid’ahan, penyesatan, pengkafiran hingga berkurangnya rasa
ukhuwwah sesama muslim karena telah menjadi individu-individu yang
eksklusive karena merasa benar sendiri.
.
Baik secara langsung maupun tidak, maka tertanamlah dihati para
peserta pengajian itu ‘perintah-perintah suci nan terpuji’ untuk tidak
berkasih sayang, tidak berteman, tidak semajelis dan shalat di belakang
golongan sesat dan ahlul bidah, dan jangan ungkapkan kebaikannya dan
selalu ungkapkan keburukan golongan sesat dan bidah’, inilah propaganda
golongan wahabi yang menipu kaum awwam saudara-saudara kita
.
Kalimat-kalimat propaganda wahabi dalam memecah belah umat
muslim ini bisa kita temukan di tulisan Abu Abdillah Jamal binFarihan
Al-Haritsi: “Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah”, dan literatur kitab-kitab wahabi lainnya.
.
Selanjutnya, mereka biasanya membagi-bagikan selebaran dan buku-buku.., bisa gratis, dan ada juga yang harus dibeli.
Bisa ‘ngeteng’, bisa juga beli secara paket. Tidak berselang lama,
mereka sudah biasa dipanggil ‘ustadz’. Saat melenggangkan kaki dengan
gelar ‘al-Ustadz’-nya itu, mereka lupa akan pentingnya sanad ilmu.
Mereka lupa bahwa paulus telah mengklaim ini dan itu. Namun, apakah
klaimnya itu keluar dari lisan yang bersambung kepada lisan Nabi Isa?
Tidak ada ilmu yang benar tanpa sanad yang bersambung kepada para
pembawa berita dari Allah SWT.
.
Manifestasi atau hasil produksi ‘Brainwashed’
Apa hasil yang didapat dari prosesi ‘brainwashed’ (cuci otak) dari wahabi ini ? Saya tidak akan menghitungnya dengan angka, namun akan menyebutnya secara acak agar tidak diasumsi bahwa ini adalah sebuah urutan atau tingkatan dari kronisnya sebuah penyakit yang akut dari para pengikut wahabi.
.
Menganggap umat Islam di luar kelompoknya dianggap fasik dan kafir sebelum melakukan hijrah; bergabung dengan mereka. Mereka enggan dan menolak mendengarkan ceramah keagamaan di luar kelompoknya. Meskipun pengetahuan mereka tentang Alquran masih dangkal, namun mereka merasa memiliki keyakinan agama paling benar, sehingga meremehkan, bahkan membenci ustaz dan ulama di luar kelompoknya. Dan yang paling populer; mereka menjadi biang kerok perpecahan umat
.
Selalu meributkan khilafiyyah dan furu serta berkoar-koar meneriakkan tabdi’ dan takfir.Tidaklah mengherankan disana-sini kita melihat dan mendengar teriakan-teriakan hingga terjadinya huru-hara dan bentrokan phisik; ‘BID’AH ! SESAT ! KAFIR ! dan BOOM !!!
.
Lahirnya produk-produk zionis dalam Islam ?
Dibagian ini, saya serahkan pada pemikiran masing-masing pembaca. Entah kebetulan ada persamaan dalam misi menjauhkan ummat Islam dengan Baginda Nabi dan ajaran yang dibawa beliau – atau memang dibalik kampanye pengikut Wahabi, terselubung agenda Yahudi yang ingin menghancurkan agama Islam melalui tangan-tangan pemeluknya sendiri.
.
Pesan kami kepada para simpatisan, pengikut, bahkan da’i salafi/wahabi; mohon luangkan waktu sebentar, renungkan barang sejenak. Bahwa hati yang paling Allah kasihi ialah hati yang paling lembut terhadap saudaranya, paling bersih dalam keyakinannya dan paling baik dalam agamanya. InsyaAllah, jika hati tak sekeras batu, dada akan terasa lapang, pikiran pun tidak beku dan buntu. Semoga kita semua mendapat hidayah serta inayah dari Allah Subhanahu Wata’ala.
.
Manifestasi atau hasil produksi ‘Brainwashed’
Apa hasil yang didapat dari prosesi ‘brainwashed’ (cuci otak) dari wahabi ini ? Saya tidak akan menghitungnya dengan angka, namun akan menyebutnya secara acak agar tidak diasumsi bahwa ini adalah sebuah urutan atau tingkatan dari kronisnya sebuah penyakit yang akut dari para pengikut wahabi.
.
Menganggap umat Islam di luar kelompoknya dianggap fasik dan kafir sebelum melakukan hijrah; bergabung dengan mereka. Mereka enggan dan menolak mendengarkan ceramah keagamaan di luar kelompoknya. Meskipun pengetahuan mereka tentang Alquran masih dangkal, namun mereka merasa memiliki keyakinan agama paling benar, sehingga meremehkan, bahkan membenci ustaz dan ulama di luar kelompoknya. Dan yang paling populer; mereka menjadi biang kerok perpecahan umat
.
Selalu meributkan khilafiyyah dan furu serta berkoar-koar meneriakkan tabdi’ dan takfir.Tidaklah mengherankan disana-sini kita melihat dan mendengar teriakan-teriakan hingga terjadinya huru-hara dan bentrokan phisik; ‘BID’AH ! SESAT ! KAFIR ! dan BOOM !!!
.
Lahirnya produk-produk zionis dalam Islam ?
Dibagian ini, saya serahkan pada pemikiran masing-masing pembaca. Entah kebetulan ada persamaan dalam misi menjauhkan ummat Islam dengan Baginda Nabi dan ajaran yang dibawa beliau – atau memang dibalik kampanye pengikut Wahabi, terselubung agenda Yahudi yang ingin menghancurkan agama Islam melalui tangan-tangan pemeluknya sendiri.
.
Pesan kami kepada para simpatisan, pengikut, bahkan da’i salafi/wahabi; mohon luangkan waktu sebentar, renungkan barang sejenak. Bahwa hati yang paling Allah kasihi ialah hati yang paling lembut terhadap saudaranya, paling bersih dalam keyakinannya dan paling baik dalam agamanya. InsyaAllah, jika hati tak sekeras batu, dada akan terasa lapang, pikiran pun tidak beku dan buntu. Semoga kita semua mendapat hidayah serta inayah dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar