Pencarian Isi Blogg Ini

Senin, 15 Oktober 2012

Di Australia, 1 dari 6 Anak Hidup dalam Kemiskinan

Krisis Ekonomi Global

Islam Times- Namun menurut data yang dimiliki oleh PBB yang dirilis pada Mei lalu, angka kemiskinan anak di Australia mencapai angka 10,9 persen. Jumlah ini tentu lebih kecil jika dibandingkan dengan angka kemiskinan di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 23,1 persen, kemudian Jepang yang mencapai 14,9 persen, serta Inggris yang mencapai 12,1 persen.
Bendera Australia
Bendera Australia

Angka kemiskinan di Australia dilaporkan terus meningkat di tengah melesatnya sektor pertambangan negeri Kanguru tersebut. Data terbaru menunjukkan 1 dari 6 anak di Australia hidup di bawah garis kemiskinan.

Dinas Sosial Australia (ACOSS) melaporkan, anak-anak terutama yang dibesarkan oleh orangtua tunggal, berpotensi besar untuk hidup dalam kemiskinan. Sekitar 17,3 persen dari total seluruh anak di Australia diperkirakan hidup di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan secara internasional.

Namun menurut data yang dimiliki oleh PBB yang dirilis pada Mei lalu, angka kemiskinan anak di Australia mencapai angka 10,9 persen. Jumlah ini tentu lebih kecil jika dibandingkan dengan angka kemiskinan di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 23,1 persen, kemudian Jepang yang mencapai 14,9 persen, serta Inggris yang mencapai 12,1 persen.

Dalam laporannya, ACOSS memetakan garis kemiskinan dengan didasarkan pada jumlah penghasilan 50 persen atau kurang dari upah rata-rata di Australia. Hasil temuan ACOSS pada tahun 2010, 1 dari 8 orang di Australia bertahan hidup dengan gaji pas-pasan atau bahkan di bawah rata-rata.

"Seseorang dengan penghasilan sekitar AUS$ 18 ribu (Rp 176 juta) per tahunnya harus mampu menutup seluruh biaya hidupnya, termasuk biaya rumah," ujar Kepala ACOSS Cassandra Goldie seperti dilansir AFP, Senin (15/10/2012).

"Dan yang paling mengganggu adalah tercatat bahwa 1 dari 6 anak hidup dalam kondisi seperti itu," imbuhnya.

Hasil laporan tahunan menunjukkan, sekitar 12,8 persen populasi Australia terpengaruh oleh kemiskinan. [Islam Times/on/detiknews]

Tidak ada komentar: