Pencarian Isi Blogg Ini

Jumat, 01 Februari 2013

umat Islam harus siap menjadi Mukmin yang bertakwa

Indonesia:
Tolak Kelompok Takfiri, Warga Balikpapan Adakan Seminar Sehari
Menurut Zuhairi, pembicara dan aktifis NU mengatakan Kelompok Wahabi Salafi Takfiri berbeda dengan mazhab Sunni. Kelompok Takfiri ini hanya 1% dari seluruh penduduk Indonesia akan tetapi kalau dibiarkan maka akan menguasai dan membahayakan Sunatullah keanekaragaman mayarakat Indonesia. Ciri-ciri Wahabi Takfiri adalah mengkafirkan semua orang diluar kelompok mereka dan yang paling benar adalah kelompoknya sendiri. 


 Tolak Kelompok Takfiri, Warga Balikpapan Adakan Seminar Sehari
Doni Wardana, dalam sambutannya sebagai ketua panitia mendorong pentingya perdamaian dan dialog. Karena perbedaan adalah sangat indah dan fitrah. Haji Sofyan, mewakili walikota mengatakan, “Al-Quran diturunkan untuk semua, dan untuk memahami dan mengamalkan al-Quran dibutuhkann akal dan pengetahuan yang cukup.” Sedangkan perwakilan MUI Balikpapan Muhammad Idris, mengatakan umat Islam harus siap menjadi Mukmin yang bertakwa dengan berusaha menjalankan perintah dan larangan-Nya.

Menurut Zuhairi, pembicara dan aktifis NU mengatakan Kelompok Wahabi Salafi Takfiri berbeda dengan mazhab Sunni. Kelompok Takfiri ini hanya 1% dari seluruh penduduk Indonesia akan tetapi kalau dibiarkan maka akan menguasai dan membahayakan Sunatullah keanekaragama mayarakat Indonesia. Ciri-ciri Wahabi Takfiri  adalah mengkafirkan semua orang diluar kelompok mereka dan yang paling benar adalah kelompoknya sendiri.
Mencontohkan soal sektarianisme di Sampang, Zuhairi mengatakan, telah terjadi krisis ulama Sampang, seorang ulama harusnya seorang alim dan mulutnya menebarkan rahmat, akan tetapi kenapa bisa rumah dan ladang komunitas Syiah dibakar bahkan ada yang dibunuh. Sebagai seorang yang berasal dari madura, Zuhairi malu, kenapa warga Nahdhiyin gampang disusupi aliran Wahabi Salafi Takfiri? Membunuh warga muslim itu kan dosa besar dalam fatwa NU, kenapa ulama di Sampang dan di Jawa Timur tidak mau dialog dan merasa benar. Menurut survey, kata Zuhairi, 99% rakyat Indonesia mencintai perdamaian dan toleran, tetapi akibat masuknya paham Takfiri dari luar mengakibatkan ulama lokal kehilangan kredibilitas.
Dari 6236 ayat al-Quran, menurut Zuhairi, kalau diperas jadi al-Fatihah, kalau diperas lagi jadi Bismillahirrahmanirahim. 300 ayat berisi toleransi, 176 ayat tentang perang itupun terkait dengan Asbabul Nuzul. Menurut survei,  99% masyarakat Indonesia menyukai toleransi. Terkait radikalisme dan ektrimime di dunia Islam, menurut Zuhairi disebabkan beberapa faktor. Karena wacana pemikiran, benturan peradaban Islam dan Barat,  globalisasi ekrimisme, identitas soliter (menang sendiri) juga karena adanya kebangkitan agama selain berdampak positif juga berefek negatif.
Lain lagi dengan Prof. Azyumardi Azra MA yang juga menjadi salah seorang pembicara mengiyakan sikap MUI Jatim yang salah dalam memberikan fatwa Syiah sesat, bahkan mereka mencoba menggiring MUI pusat untuk mensesatkan Syiah tetapi upaya itu tidak berhasil. Azyumardi menyesalkan sikap MUI jatim yang berseberangan dengan hasil keputusan ulama dunia.
Meski sedikit jumlah kelompok tidak toleran dan sektarian ini tidak bisa dianggap enteng karena awal konflik sektarian di Lebanon, Afganistan dan Irak berawal dari kelompok ini. Pendapat ini dikatakan Dr. Ir Haidar Bagi, MA  dan menanyakan kepada peserta seminar, kenapa umat Islam gampang marah. Menurutnya ada pandangan agama berorientasi hukum dan ada juga agama cinta yang mementingkan keakraban, cinta kasih antarhamba. Orang Barat gampang memasukkan agama Islam berorientasi hukum.  Sedangkan  agama Kristen dimasukkan agama cinta. Inilah kesalahan para pakar Barat yang ikut berkontribusi pada pemberian label bahwa Islam adalah agama kekerasan.
Haidar tidak menafikan faktor luar, tetapi di kalangan umat Islam memang sudah ada potensi  sejak dini bahwa Islam lebih berorientasi pada hukum daripada cinta kasih. “Dari kecil kita digambarkan agama Islam ditampilkan sangat mengerikan, kartun-kartun memperlihatkan betapa mengerikanya keadaan neraka,” ujarnya.
Anak-anak kecil kita beri gambaran Nabi kebanyakan perang dibanding damai. Sosok perang itu di antaranya Abu bakar, Khalid bin Walid, Ali bin Abi Thalib.  Anak kecil kita didik untuk takut berlebihan pada Tuhan. Memori anak kecil selalu diisi dengan gambaran Tuhan-Nya orang Islam adalah tukang marah dan Nabinya suka perang. Orang tua kita sayangi, tapi Tuhan sosok pemarah. Padahal kalau diperhatikan kata bismillahirrahman tidak berhenti tapi diakhiri rahim.
Seperti dalam sejarah dalam 23 tahun setelah hijrah, 20 hari saja Nabi Muhmmad perang dari 7790 hari. Disamping itu nama-sama sifat sifat jamaliyah Tuhan 5X kali lebih banyak daripada sifat jalaliah. Motif penciptaan Allah adalah kecintaan  dan kerinduan Allah terhadap umat manusia untuk dikenali.
Untuk menggambarkan akhlak Rasulullah, kata Imam Ali, keindahan alam pendek dan sedikit, sedang akhlak Rasulullah besar. Imam Khomeini yang digambarkan sosok fundamentalis oleh media Barat pernah mengatakan, “Saya memimpikan mata senjata jadi mata-mata pena”. Jadi perang dalam Islam karena terpaksa bukan tujuan tetapi sayangnya kelompok takfiri ikut memperlancar promosi Islam agama kekerasaan bukan rahmatanlillalamin. []
masyarakat Balikpapan gelisah dengan maraknya sepak terjang kelompok Wahabi Salafi Takfiri yang menguasai banyak panggung dan mendorong masyarakat untuk melakukan tindak kekerasan. Untuk mencegah dan meminimalisir kelompok sektarian ini masuk dan merusak kerukunan antaragama di Balikpapan, beberapa ormas Islam menyelenggarakan seminar sehari Ahad (20/1) dengan tema “Membumikan Al-Quran, Islam Agama Dialogis dan Cinta Damai”, diselenggaraan oleh Yayaan Azzahra, HMI, Ikatan Mubaligh Al-Burhan Pusat Balikpapan, Ahlul Bait Indonesia Cabang Balikpapan. 

Tidak ada komentar: