Pencarian Isi Blogg Ini

Pemuda Dalam Perspektif Rahbar (1)

Rahbar
Keagungan Nilai Kepemudaan Pentingnya Masa Muda

Masa muda adalah masa yang sangat berkilau dan merupakan periode yang tak tergantikan dengan yang lain dalam kehidupan setiap manusia. Negara manapun akan mudah meraih prestasi-prestasi besar dalam menggalang kemajuan jika persoalan para pemuda diperhatikan secara proporsional. Masa muda yang begitu berkilau adalah masa yang meskipun tidak berlangsung lama tapi pengaruhnya sangat fenomenal di semua lini kehidupan manusia.
Kaum muda bukan hanya energik dari segi fisiknya tapi juga dari segi mentalnya. Wujud pemuda dengan segala kekuatan daya nalar, kecerdasan, jasmani, emosional dan berbagai energi lainnya yang belum dikenal adalah satu kreasi Ilahi supaya di dunia materi yang melelapkan ini dapat dimanfaatkan sebagai perantara untuk menggapai kedekatan dengan Allah Swt.
Kepemudaan Dalam Islam
Rasulullah Saw telah berpesan kepada umatnya supaya akrab dengan kawula muda dan memanfaatkan keberadaan mereka demi menyukseskan misi-misi besar. Pemuda Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib (as) di Mekkah adalah sosok ksatria yang cerdas, gigih, progresif dan terdepan. Dialah orang yang gigih menyingkirkan segala rintangan yang menghalangi langkah Rasul Saw. Dialah yang menjadi perisai Nabi di semua gelanggang. Kepahlawanannya pulalah yang memungkinkan proses hijrah Nabi Saw ke Madinah.
Di Madinahpun, dia pula yang tampil sebagai komandan yang gigih, pintar, cerdas serta jantan sekaligus murah hati. Di medan laga, dia adalah prajurit dan komandan yang berada di posisi terdepan. Di kancah pemerintahan dia adalah sosok yang brilian. Di bidang sosial dia juga merupakan pemuda progresif dalam arti yang sesungguhnya. Namun demikian, Rasulullah Saw bukan hanya memanfaatkan kepemudaan sosok Ali (as), melainkan juga memanfaatkan efektifitas semua unsur pemuda selama 10 tahun sekian bulan mengendalikan pemerintahan.
Modal Kemajuan Bangsa
Besarnya populasi pemuda di Iran sangat memukau. Lebih dari separuh penduduk Iran sekarang terdiri atas warga berusia di bawah 30 tahun. Yang lebih menakjubkan lagi, Iran adalah salah satu negara termuda serta mengalami salah satu revolusi terbesar dan terbaru dalam sejarah dunia dan merupakan negara yang memiliki sistem politik paling independen di dunia. Ini merupakan satu kebetulan yang sangat memukau dan nyaris tidak ada taranya. Masyarakat muda ini hidup bukan di negara yang sistem politiknya mengekor kepada Amerika Serikat (AS), pusat-pusat keuangan raksasa dunia dan perusahaan-perusahaan multinasional yang berporos pada suatu negara tertentu, melainkan hidup di negara yang sistem politiknya sangat terbuka terhadap kawula muda yang notabene elemen yang paling mendambakan kemerdekaan. Kawula muda adalah manusia yang membawa naluri untuk menjunjung harga diri dan pantang dibelenggu. Sistem politik Iran sekarang adalah sistem yang gigih menjaga martabat sehingga pantang merunduk kepada titah AS.
Selama beberapa dekade ini Iran tidak sekalipun tersentuh oleh rasa gentar menghadapi badai ancaman dari AS. Iran adalah negara revolusi yang baru dan bugar. Karena itu negara ini harus bergerak tangkas dan termenej rapi dalam menggalang pembangunan dan kemajuan supaya musuh tidak lagi besar mulut dan gemar memaksakan hegemoninya pada semua orang, termasuk dari aspek sains maupun aspek operasional. Dengan penduduk yang separuhnya adalah elemen pemuda, Iran mampu memenuhi keharusan ini dengan prospek dan masa depan yang sepenuhnya cerah.
Keistimewaan Karakter Pemuda
Pemuda mudah sekali menerima kebenaran. Ini penting sekali. Pemuda juga mudah melontarkan kritikan tulus serta bertindak tanpa ada beban mental. Tiga karakter ini jika dipadukan satu sama lain akan menjadi satu bingkai realitas yang indah dan menjadi kunci penyelesaian bagi banyak persoalan. Pemuda secara alamiah menuntut perbaikan, keadilan, kebebasan dan terwujudnya cita-cita Islami. Ajaran dan cita-cita Islam membangkitkan gairah dan menumbuhkan daya tarik dalam diri mereka. Citra Amirul Mukminin AS yang terfigura dalam pikiran mereka membangkitkan antusias mereka, menjadi barometer bagi mereka dalam menuntut perbaikan.
Energitas, kapabilitas, kreativitas dan antusias juga merupakan bagian dari karakter mengagumkan yang ada dalam diri pemuda. Apakah semua keistimewaan yang ada dalam diri mereka ini adalah berkat adanya upaya tertentu dari mereka? Tidak. Semua ini bukanlah hasil dari jerih payah mereka, melainkan karakter alami dari sebuah tahap usia kehidupan manusia. Dengan kata lain, semua ini adalah satu anugerah Ilahi sebagai bekal untuk merespon suatu kewajiban (taklif).
Para Pemuda dan Tanggungjawab Para Pemangku Jabatan
Kawula muda bukan hanya milik kedua orang tua mereka, melainkan juga milik para pemangku jabatan politik, pendidikan, dan ekonomi negara. Para pemuda juga merupakan anak-anak dari para pejabat negara. Karena itu, banyak persoalan pemuda yang akan dapat dipecahkan apabila jiwa para pejabat terwarnai oleh rasa kebapakan dan jiwa pemuda terwarnai oleh rasa keputraan. Sebagian persoalan tertentu mungkin tidak dapat terpecahkan dalam jangka pendek. Namun, kekurangan bisa ditebus dengan kegigihan untuk selalu menyalurkan informasi kepada para pemuda serta meminta bantuan kepada mereka. Masyarakat pemuda di negeri ini ibarat sungai yang selalu mengalir deras penuh gelora. Terhadap sungai ini ada dua bentuk sikap sebagai berikut;
Pertama, para pejabat menyikapi secara rasional, cerdas dan ilmiah melalui tahap pertama; menyadari pentingnya sungai ini, kedua; mengidentifikasi lahan-lahan yang memerlukan aliran sungai ini, ketiga; membangun sistem irigasi yang menyalurkan air sungai ke lahan-lahan tersebut. Dengan begitu, ribuan hektar sawah, kebun atau lahan-lahan yang semula tak terurus akan berubah subur dan makmur berkat anugerah Ilahi berupa sungai deras tersebut. Aliran sungai bisa diakumulasi menjadi sebuah waduk pembangkit energi yang menghidupkan dan mengaktifkan seluruh organ negara. Jika entitas pemuda benar-benar diperlakukan demikian, maka akan terjadi sebuah fenomena besar, dahsyat dan istimewa. Berkahnya bahkan tidak akan bisa disyukuri sepenuhnya, seandainyapun setiap orang dapat mengucapkan kata syukurnya kepada Ilahi setiap hari seratus kali.
Kedua, membiarkan sungai itu mengalir begitu saja tanpa perencanaan dan apresiasi terhadapnya. Akibatnya, lahan akan gersang dan mati sedangkan air yang mengalir deras ke muara akan terbuang sia-sia. Yang lebih celaka lagi, air bisa meluap dan menimbulkan berbagai macam petaka yang menghancurkan semua prestasi yang sudah diraih oleh anak bangsa. (IRIB/Khamenei)