
.
Said Aqil : Ulama Wahabi Itu Cocoknya Jadi Pimpinan Ranting NU
“Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab hanya pantas duduk sebagai Pimpinan Ranting Nahdhatul Ulama (NU). Bahkan, ulama itu jika ikut Muktamar NU pasti kalah suara” kata Said Aqil ketua PBNU
“Mereka adalah kelompok yang bekerja untuk Barat dan memecah umat
Islam.”Menjembatani jarak antara dua mazhab tersebut sangat penting bagi
Mesir dan di antara alasan kebangkitan Islam di wilayah Arab karena
penyatuan rakyat Mesir. Ayatullah Tabas juga menyangkal keinginan Iran
untuk campur tangan dalam urusan negara lain dan siap mendukung negara
manapun dalam mencapai keinginan bersama semua kelompok.

Sufisme dan agama sejati
Ayatullah Husain Alamulhuda menyatakan bahwa kunjungan ordo Sufi ke Iran memiliki pengaruh positif yang berbeda bagi rakyat Iran,
khususnya karena Mesir dan Iran masing-masing memiliki peran
berpengaruh bagi dunia Islam dan integrasi budaya mereka sejak era
Persia.” Beliau juga memuji inisiatif Mesir dalam membawa suni dan Syiah
lebih dekat, serta menyatakan kepercayaannya pada ordo Sufi dalam
menyebarkan agama sejati melalu aktivitas sosial mereka.
“Perbedaa antara suni dan Syiah ada dalam aspek kecil, bukan aspek
besar. Perbedaan di antara mazhab suni sendiri lebih besar dari pada
antara suni dan Syiah. Namun Wahabi, dengan dukungan Barat, berusaha untuk meningkatkan dan memperlebar konflik sektarian,” tambahnya.
Ayatullah Alamulhuda menyangkal segala konflik antara suni dan Syiah
di Iran dan menyatakan, “Pengikut suni menjalankan kehidupan seperti
warga lainnya. Mereka memegang semua jenis jabatan dan tidak ada
perbedaan. Semua propaganda penganiayaan suni di Iran merupakan
kebohongan yang dibuat oleh Amerika Serikat dan Wahabi.”
Pendekatan praktis
Alaa Abou El Azayem, pemimpin delagis sufi, menyatakan bahwa pengikut
Syiah harus membuktikan dengan cara praktis dalam menciptakan persatuan
di antara mazhab dalam rangka persatuan umat muslim. Beliau juga
menilai Wahabi sebagai
alasan utama di balik konflik antara suni dan Syiah secara umum. “Mesir
saat ini terdiri dari 18 ordo sufi yang berusaha untuk menyatukan umat
Islam tanpa membedakan mazhab yang satu dengan yang lain. Kami
menerbitkan 32 buku mengutuk ideologi Wahabi dan 7 buku tentang Syiah.”
Beberapa peniliti percaya bahwa pernyataan yang dibuat Abou El Azayem
terhadap salafi dan Wahabi menjadi alasan di balik sikap Mubarak
terhadap Abou El Azayem yang khawatir jika sufisme dapat mengakibatkan
meluasnya Syiah di Mesir. Beliau juga meyakinkan bahwa perbedaan suni
dan Syiah tidak lebih dari 5%.
Dalam kesempatan yang sama, Mustafa Al-Hashim, syekh ordo sufi Hashimiyyah,
menyatakan bahwa Mesir setelah revolusi mengalami penderitaan akibat
salafi. Dia meyakinkan bahwa ordo sufi akan melakukan semampu mungkin
untuk melawan kelompok ini dan menyatukan umat muslim dan meminta
dukungan dari Iran untuk menampilkan wajah Islam sejati.
Kabar Gembira Untuk Syi’ah ! Inilah agama wahabi yang sesungguhnya !
Bukankah pemimpin negeri-negeri Islam seharusnya tampil islami? Mengapa mereka minum, berjabat tangan dengan “orang asing”, dan mendukung rezim tirani seperti Israel? Tulisan di bawah coba memberikan penjelasan pertanyaan tersebut
Pendiri Republik Islam Iran telah membedakan antara Islam “sejati” dan Islam versi Amerika. Islam
versi Amerika didefinisikan sebagai Islam harta dan kekuasaan,
penipuan, kompromistis dan diperbudak, serta kapitalis dari kalangan
tertindas dan melarat. Dalam versi ini, inti dan nilai berharga Islam
terlupakan dan yang tersisa hanyalah lapisan. Dengan kata lain, semangat
menjalankan keislaman, perintah Tuhan dan praktik keagamaan menjadi
rusak dan tinggal kulitnya saja.
Mungkin, faktor utama sikap kompromistis pemimpin negeri-negeri Islam
itu karena kesalahpahaman atas ajaran Islam. Pemikiran seorang muslim,
yang tahu bahwa Tuhan adalah pembuat hukum dan penguasa semesta alam,
tidak akan dan tidak bisa harmonis dengan keyakinan materialistis Barat.
Usaha seorang kapitalis Barat untuk mengasimilasi simbol-simbol kebudayaan berbagai
bangsa merupakan perang psikologis untuk menggambarkan semangat seluruh
peradaban yang disatukan dengan gaya hidup modern Barat. Jelas sekali,
para elit penguasa dan bangsawan akan menentukan gaya hidup kelompok
yang lain. Sebuah masyarakat dengan penguasa yang berkesesuaian dengan
gaya hidup seperti itu, akan menjadi juru bicara resmi bagi periklanan
gaya hidup yang sama.

Shimon Peres bersama Abdullah Gul dan Erdogan
Tentu saja, para pemimpin boneka tidak bisa secara terang-terangan melancarkan perang melawan simbol (keagamaan) seperti hijab
(pakaian wanita islami), gaya hidup hidup sederhana, dsb. sebagaimana
Syah Reza Pahlavi asal Iran melakukannya namun kemudian kehilangan
dukungan publik dan para pelaku Perang Dunia mengasingkannya ke sebuah
pulau. Nampaknya, kemasan Barat untuk Islam secara bertahap berubah
menjadi gaya hidup Barat, dengan komitmen seremoni keagamaan dan berbaur
serta minum-minum bersama. Inilah kemunculan Islam versi Amerika.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat menjadi terbiasa dengan
tingkah-laku pemimpin politik mereka dan rasa sensitivitas mulai
menghilang. Pemimpin politik, selebritis, atlit, dan lainnya yang media
puja sebagai orang terhormat, menjadi teladan bagi generasi muda.
Teladan seperti ini dan kelaziman gaya hidup Barat menciptakan
kesenjangan antara generasi muda dengan rasa kepercayaan terhadap agama
dan nasional.
Hijab dan pakaian
Simbol penting dari pergeseran masyarakat Islam terhadap penafsiran
Amerika terhadap Islam adalah hijab dan etika berpakaian. Menurut Islam,
pentingnya hijab bagi mereka yang beriman akan berpengaruh penting bagi
“kesehatan” masyarakat umum.

Emir Qatar dan Bahrain bersama istri bertemu Elizabeth
Di banyak negeri-negeri Islam, etika berpakaian islami secara
signifikan berubah ke arah etika berpakai barat, yang paling jelas
terlihat dalam pejabat tinggi negara tersebut dan keluarganya. Wanita di
Saudi, Qatar, dan negara Teluk Persia lainnya menjadi contoh fakta ini.
Meskipun tindakan keras telah diambil oleh pemerintah Saudi dan sanksi
Islam bagi wanita muslim sudah jelas, wanita-wanita muda dari keluarga
Saud menghindarinya.
Keserahakan dan pencari harta
Salah satu aturan penting Islam sejati bagi seorang muslim adalah
gaya hidup sederhana dan menghindari kemewahan. Hal ini semakin
ditekankan bagi para pemimpin, karena mereka dilihat oleh rakyat; dan
harus memiliki kehidupan kelas terendah untuk memahami penderitan dan
kesulitan rakyat.

Relasi Qatar dan Amerika Serikat
Sayangnya, para penguasa Arab korup dan reaksioner yang memerintah
atas nama Islam, memiliki catatan gelap dalam hal ini, sekalipun banyak
umat Islam yang berjuang dari kemiskinan dan penderitaan; namun mereka
menjalani kehidupan mewah di kerajaan.
Kompromistis
Minum, berpose, ekonomi, keamanan, dan militer berlapis, dsb serta
bekerja sama dengan musuh yang diakui Islam merupakan wujud terbesar
Islam versi Amerika, terlihat jelas dalam kediktatoran Arab dan negara
lain di kawasan; sehingga orang-orang di negara ini kehilangan harapan
dari pemimpin mereka dalam menyelamatkan kemerdekaan, harga diri warga,
dan mereformasi status quo. Gelombang kebangkitan Islam dipicu oleh fakta pahit ini.

Tzipi Livni dan Emir Qatar yg disebut memiliki skandal
Mencari keadilan dan keberanian
Keberanian di hadapan pemimpin arogan dan kekuatan jahat dunia dan
menangis demi keadilan merupakan ciri lain Islam sejati yang tidak
ditemukan gemanya di negara-negara tersebut; seolah-olah pemimpin
reaksioner Arab dan pemimpin negara muslim yang ditekan tidak memiliki
seni lain kecuali menyerah terhadap kekuataan intimadasi Barat. Mungkin
karena alasan inilah, Turki, Saudi, Qatar, dan pemimpin Arab lainnya berada di sisi Israel dalam perang melawan Suriah.
Keterasingan dari massa muslim
Ketidakpedulian terhadap negara dan umat muslim merupakan ciri
menonjol Islam versi Amerika, dengan contoh di negara-negara yang
terkena dampak revolusi atau di ambang revolusi. Penguasa negara-negara
ini melanggar hak-hak dasar rakyat dan agama Tuhan untuk kepentingan
kalangan mereka sendiri dan orang-orang di Amerika Serikat. Fakta ini
juga menjadi penyebab kebangkitan Islam di kawasan.

Hillary dan Menlu Turki, Ahmet Davutoğlu
Pemimpin Revolusi Islam dalam Konferensi Internasional Profesor Universitas Muslim
dan Kebangkitan Islam menyatakan, “Musuh takut dengan kebangkitan Islam
sejati… mereka tidak takut dengan Islam yang menjadi budak dolar;
mereka tidak takut dengan Islam yang tenggelam dalam kemewahan dan
kerusakan, sebuah Islam yang tidak mengakar di tengah masyarakat, tapi
mereka takut dengan Islam yang disertai dengan tindakan, Islam yang
menanamkan kepercayaan kepada Tuhan. Tidak diragukan lagi, musuh-musuh
takut kebangkitan Islam dengan ciri-ciri seperti ini. Mereka menolak
menggunakan (istilah) Islamic Awakening ‘kebangkitan Islam’ untuk pergerakan yang saat ini terjadi di kawasan.” (SH/EA)
Sumber: Mehrnews.com

Raja Hamad dari Bahrain
Kita akan menghadapi masa paling berbahaya dalam sejarah manusia dan
dunia. Kita akan membicarakan mengenai implikasi serangan Zionis Israel
terhadap Iran, yang tidak hanya akan terjadi tapi juga tidak lama lagi. Kita melihat bahwa Israel akan menyerang Iran karena Zionis Israel
ingin menguasai dan memerintah dunia secara penuh; karena sekutu
Yahudi-Kristen-Zionis Eropa ingin memberikan jalan bagi Israel untuk
menguasai dunia.
Itu sebabnya kita yakin perang ini akan terjadi. Itu sebabnya mereka
ingin menyerang Iran. Israel “memiliki hak” untuk membangkitkan perang
yang tidak adil kepada orang lain, begitu juga perang terhadap Iran.
Tetapi ada hal lain, yaitu mereka yang menabuh semangat perang di dunia Arab dan mengharapkan perang terhadap Iran terjadi. Mereka menabuh drum perang yang tidak adil.
Jika perang benar-benar terjadi, mereka juga melakukan dosa yang sama
karena mendukung terjadinya perang. Celakalah kalian! Celakalah bagi
kalian (negara Arab) yang menginginkan perang terhadap Iran. Jika kalian
mendukung serangan terhadap Iran, berarti kalian mendukung perang yang
tidak adil. Kalian menjadi bagian dari perbuatan zalim, dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang zalim.
Salah satu alasan mengapa banyak (negara) Arab ingin menabuh drum
peperangan dan mengharapkan perang terhadap Iran adalah karena Iran
Syiah. Mereka menganggap Syiah kelompok kafir. Mereka membolehkan perang
terhadap kelompok kafir. Bagaimana mereka sampai pada kesimpulan bahwa
Syiah kelompok kafir? Jika Syiah kelompok kafir, maka harus ada
konsensus tentang hal ini. Nyatanya tidak ada konsensus yang dicapai
tentang hal ini selama 1.400 tahun.
Karena itulah kami mengatakan terlalu terlambat pada akhir zaman ini
untuk menghasilkan argumen bahwa Syiah adalah kelompok kafir. Dominasi
(Arab) melawan Syiah dan serangan yang akan dilancarkan terhadap Iran,
menjadi keinginan (Zionis) yang hakikatnya bertujuan memerangi Islam
melalui penciptaan perang saudara suni-Syiah di dunia Islam. Perang
saudara suni-Syiah akan menjadi sangat bermanfaat bagi Israel.
- Pertama, perang saudara suni-Syiah akan menciptakan buruknya Islam di mata dunia di saat Islam menjadi pusat perhatian dunia.
- Kedua, perang saudara suni-Syiah akan memecahkan perhatian muslim dan non-muslim dari rencana Zionis untuk menguasai dunia.
- Ketiga, kaum muslim yang saling berperang tentu saja akan menghilangkan kekuatan yang dimiliki, dan tentu saja sangat bermanfaat bagi Israel.
Perang terhadap Iran akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian
dunia. Pertama, harga minyak. Tidak hanya karena Iran menjadi salah satu
penyumbang minyak terbesar tapi juga karena lokasi Iran yang strategis
di Teluk Arab… Tidak sulit bagi Iran untuk memblokade selat Hormuz. Jadi
kita tidak bisa mencegah harga minyak melambung tinggi sekali serangan
terhadap Iran terjadi. Pemerintah Amerika tahu akan hal ini dan itu
sebabnya mereka tidak ingin serangan terjadi. Karena pemerintah Amerika,
Fed, dan para bankir tahu jika hal itu terjadi maka dolar dan
perekonomian AS akan runtuh. Orang-orang kaya akan bangkrut dan akan
terjadi kerusuhan masal di sana. Karena itulah perang terhadap Iran akan
menjadi bencana bagi ekonomi, finansial, dan moneter.
Perang terhadap Iran juga bisa berlanjut dengan terjadinya perang terhadap Pakistan.
Tujuannya adalah untuk mengeluarkan Pakistan dari kelompok negara
nuklir. Inilah saatnya bagi muslim seluruh dunia, termasuk muslim Iran,
untuk menyadari bahwa rekan paling strategis Israel saat ini, setelah
AS, adalah India,
dengan Arab Saudi di belakangnya. Sehingga tidak hanya India akan
terlibat dalam serangan tersebut, tapi juga serangan terhadap Pakistan
akan menjadikan India menguasai wilayah atas nama Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar