Pencarian Isi Blogg Ini

Minggu, 20 Januari 2013

wahabbi gembar-gembor mengatakan bid'ah, tapi tak sadar mereka melakukan bid'ah itu sendiri.


"Penyelenggaraan acara untuk memperingati kelahiran Rasulullah saw adalah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dianjurkan Rasulullah dan juga tidak pernah dicontohkan oleh para Khulafaur Rasyidin."


 
Merayakan Maulid Nabi, Amalan BidMenurut Kantor Berita ABNA, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Ali As Syaikh seorang ulama Mufti Arab Saudi berkata, "Penyelenggaraan acara untuk memperingati kelahiran Rasulullah saw adalah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dianjurkan Rasulullah dan juga tidak pernah dicontohkan oleh para Khulafaur Rasyidin."
Dengan melihat adanya peringatan maulid yang diselenggarakan secara semarak di negara-negara muslim, beliau mengajukan kritiknya, "Sebagian besar kaum muslimin berkeyakinan jika tidak memperingati Maulid Nabi maka mereka menganggap itu merupakan pelecehan terhadap Nabi yang menunjukkan ketidakcintaan dan ketidak sukaan terhadap Nabi. Sementara keyakinan tersebut jelas salah. Justru dengan tidak melakukan amal bid'ah tersebut (yaitu dengan tidak memperingati kelahiran Nabi) adalah sebuah amalan sunnah yang terpuji."

Pandangan Ulama Mufti Arab Saudi tersebut berseberangan dengan pandangan mayoritas ulama Sunni dan Syiah yang justru menganggap penyelenggaraan acara mengenang kelahiran Nabi adalah sebuah amalan yang bernilai pahala selain dapat menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah saw. Menurut ulama Sunni dan Syiah, mengenang hari-hari penting yang pernah dilalui Rasulullah saw dapat menumbukan kecintaan dan kerinduan kepada Nabi saw selain dapat lebih mengenal sejarah perjalanan dan kepribadian Nabi saw. Perintah mencintai Nabi dan keluarganya adalah perintah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dalam Islam. Sementara menyelenggarakan maulid Nabi hanyalah sekedar wasilah untuk lebih mencintai Nabi dan merupakan syiar Islam. Dengan kedudukannya sebagai wasilah, tentu saja tidak bisa dihukumi bid'ah, bahwa menyelenggarakan maulid Nabi tidak pernah dianjurkan Nabi dan dicontohkan orang-orang saleh terdahulu. Sama halnya perintah menuntut ilmu. Belajar di sekolah, mulai dari tingkatan dasar sampai perguruan tinggi dengan fasilitas gedung tetap, persyaratan-persyaratan tertentu sampai pemberian ijazah dan gelar tentu tidak pernah dianjurkan Nabi atau dilakukan ulama-ulama saleh terdahulu, namun dengan melakukannya bukan berarti amalan tersebut adalah amalan bid'ah, sebab sekolah hanyalah wasilah dari pelaksanaan atas perintah menuntut ilmu. Begitu pula jika dikaitkan dengan perintah mencintai Nabi dan keluarganya.

Tidak ada komentar: