Pencarian Isi Blogg Ini

Selasa, 25 Desember 2012

Tabot, Jejak Syiah dalam Tradisi Indonesia

        Tabot adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang tentang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M)
.
Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syeh Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram (berdasar kalendar islam) setiap tahun.
.
Arti dari Tabot
       Pada awalnya inti dari upacara Tabot adalah untuk mengenang upaya pemimpin Syi’ah dan kaumnya mengumpulkan potongan tubuh Husein, mengarak dan memakamnya di Padang Karbala. Istilah Tabot berasal dari kata Arab Tabut yang secara harafiah berarti “kotak kayu” atau “peti”
.
Dalam al-Quran kata Tabot dikenal sebagai sebuah peti yang berisikan kitab Taurat. Bani Israil di masa itu percaya bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan bila Tabot ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka. Sebaliknya mereka akan mendapatkan malapetaka bila benda itu hilang.

Tabot, Jejak Syiah dalam Tradisi Indonesia

Banyak orang menduga bahwa Syiah masuk ke Indonesia di zaman modern. Namun aliran ini terlihat jejak keberadaannya di Nusantara sejak ratusan tahun lalu. Menurut cendekiawan Jalaluddin Rakhmat, jejak Syiah ini terlihat pada beberapa tradisi.
Misalnya, folklor tabot yang biasanya digelar di Bengkulu. Tradisi ini bertujuan untuk memperingati peristiwa di Karbala ketika keluarga Nabi Muhammad SAW dibantai. Tiap tahun, tabot dihelat sejak 1-10 Muharam.
“Mereka bakal merekonstruksi tragedi Karbala dengan rentetan drama kolosal,” ujar Kang Jalal, panggilan Jalaluddin Rakhmat, Rabu, 29 Agustus 2012. Sekitar seribu orang rencananya ikut merayakan peringatan tabot.
Tradisi tabot datang melalui pedagang India yang kapalnya pernah terdampar di Bengkulu. Masyarakat yang berkecimpung dalam tabot tak menyadari bahwa itu adalah tradisi Syiah. Lantaran itu pula, seribu orang yang bergabung dalam tabot tak semuanya menganut Syiah.
“Tradisi ini juga dilakukan di India, Iran, dan negara lain, namun dengan nama dan cara berbeda,” ujarnya.
Di Indonesia, peringatan tragedi Karbala tak cuma dilakukan di Bengkulu. Masyarakat Minang menamai perayaan tabot dengan ‘tabuik’. Di Jawa, ada tradisi menyediakan bubur merah waktu memasuki Muharam. Kata Kang Jalal, kebudayaan Jawa mengakui hari pembantaian keluarga Nabi Muhammad SAW pada 10 Muharam. Ini terlihat dari penggunaan kata syuro sebagai pengganti Muharam.
“Syuro dari kata As-syuro artinya 10,” kata Kang Jalal. “Dan syuro menggantikan nama Muharam jadi 10 Muharam.”
Cendekiawan ini juga mencontohkan tradisi yasinan. Berdasarkan ajaran, penganut Syiah mempunyai kebiasaan menggelar yasinan untuk memperingati hati kematian seseorang. Mereka juga berziarah ke makam untuk mendoakan orang yang telah meninggal. “Kebiasaan itu diikuti pemeluk Islam, meski tak menganut Syiah,” kata dia.
Prof A Hasjmy dalam bukunya Syiah dan Ahlussunnah: Saling Rebut Pengaruh dan Kekuasaan Sejak Awal Sejarah Islam di Kepulauan Nusantara menuliskan Syiah masuk Aceh sejak tahun 173 Hijriah atau tahun 800 Masehi.
Kedatangan aliran ini dibawa sekitar 100 orang pedagang berbangsa Arab, Persia, dan India yang masuk Bandar Peureulak menggunakan kapal dagang dari Teluk Kambey, Guajarat, di bawah Nakhoda Khalifah.
Mereka merupakan orang Syiah yang ditindas di negeri asalnya. Para pedagang yang disebut sebagai pembawa ‘misi Islam’ itu berhasil membawa pengaruh bagi warga Peureulak. Hanya dalam kurun 40 tahun yakni 1 Muharram 225 Hijriah berdiri Kerajaan Islam Peureulak. Rajanya kala itu Sulthan Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah turunan Arab-Quraisy. Dia seorang penganut Syiah.
Syiah kemudian menyebarkan pengaruhnya ke Kerajaan Islam Samudra-Pase yang semula didirikan oleh tokoh aliran Ahlus Sunnah, Meurah Giri, pada 433 Hijriah atau 1042 Masehi. Ahlus Sunnah atau Sunni merupakan aliran yang berebut pengaruh dengan Syiah. Namun Syiah akhirnya diterima di Samudra-Pase pada masa pemerintahan Ratu Nihrasiyah Rawangsa Khadiyu (1400-1428).
Pada masa ini, seorang tokoh Syiah diangkat sebagai perdana menteri yakni Arya Bakooy dengan gelar Maharaja Ahmad Permala. Di masa ini, menurut Prof A. Hasjmy, tokoh besar Syiah Syekh Abdul Jalil yang pengembang mistik Wujudiyah berangkat ke Tanah Jawa. Di daerah Jawa dia kemudian dikenal sebagai Syekh Siti Jenar.
Aliran Syiah terus berkembang hingga munculnya kerajaan Aceh Darussalam pada 12 Zulkai’dah 916 Hijriah atau 1511 Masehi. Walaupun tak bisa mempengaruhi pimpinan kerajaan ini, Syiah diterima ajarannya oleh masyarakat. Mereka tetap berebut pengaruh dengan aliran Ahlus Sunnah.

Dari berbagai narasumber diketahui bahwa Budaya Syiah sudah lama ada di Indonesia
1. Aceh
- tarian Sedati yang artinya Tuanku
- terdapat nama syiah kuala
2. Padang ada tradisi tabuik
3. Bengkulu ada arakan Sayidina Hasan dan Sayidina Husayn
4. Jakarta ada lebaran anak Yatim pada tanggal 10 Muharram (tanggal 10 Muharram tanggal Syahidnya Imam Husayn)
5. Jawa
- Tradisi bubur merah dan putih
- Bulan Muharram dan Syafar bagi masyarakat di Jawa panatng untuk mengadakan pesta, hajatan dan pindah rumah
- Kota Salatiga diambil dari shalat tiga waktu (Subuh, Dzuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya) yang diamalkan orang Syiah.
- Kota Jepara diambil dari kata Jafar (Imam Jafar shadiq salah satu guru Imam Malik dan Imam Hanafi).
- Kata haram jadah diambil dari kata Ja’dah (Wanita yang meracuni Sayidina Hasan)
- Tradiasi Arbain membuat pengajian untuk almarhum (tradisi yang dilakukan Sayidina Ali Zainal Abidin untuk mengenang syahidnya Ayahanda Beliau)
We’ll be honored for your visiting  Bengkulu Indonesia on 27 November to 6 December 2011
.
Banyaknya ulama – ulama yang berasal dari Persia atau Iran yang berdakwah di Indonesia diantaranya Maulana Muhammad Ali Akbar dan Syekh Subakir. Tradisi Mazhab Syafei Indonesia (yang diamalkan warga NU) berbeda dengan Mazhab Syafei diluar negeri.Hakikat Agama adalah
1. Dilarang melakukan kedzaliman
2. Menolak Kedzaliman
.
Karena itu setiap Manusia yang beragama dilarang untuk main Hakim sendiri, jika ada individu / kelompok yang melakukan kesalahan silakan dituntut sesuai dengan jalur hukum yang berlaku di regionalnya masing – masing. Musuh bersama kita adalah kemiskinan dan kebodohan bukan kepercayaan yang dianut orang yang tidak sepaham denagan paham kita
Mahfud MD: Madura Rukun, Salawat Sunni Pun Sebut Syiah
Muhammad Mahfud MD (Ketua MK)
Kalau saya mengatakan semua keyakinan itu tidak boleh diintervensi oleh negara. Keyakinan itu tak boleh diganggu orang lain, kecuali dia mengganggu keyakinan orang lain,”(Okezone.com)
.
Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah)
Tidak ada beda Sunni dan Syi’ah. Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar sesama muslim(republika.co.id)
.
Buya Syafii Ma’arif (Cendikiawan Muslim, Mantan Ketua PP Muhammadiyah)
Kalau Syiah dikalangan mazhab, dianggap sebagai mazhab kelima,(okezone.com)
.
Amin Rais (Mantan Ketua PP Muhammadiyah)
Sunnah dan Syi’ah adalah madzhab-madzhab yang legitimate dan sah saja dalam Islam “(satuislam.wordpress.com)
.
Marzuki Ali (Ketua DPR RI)“ Syi’ah itu mahzab yang diterima di negara manapun diseluruh dunia, dan tidak ada satupun negara yang menegaskan bahwa Islam Syi’ah adalah aliran sesat “(okezone.com)
.
Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden RI)
Harus ada toleransi terhadap perbedaan karena perbedaan adalah rahmat (tempo.co)
.
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (Cendikiawan Muslim, Direktur Sekolah PascaSarjana UIN Jakarta)
Syiah adalah bagian integral dari umat Islam dan tidak ada perbedaan yang prinsipil dan fundamental dalam Syiah dan Sunni, kecuali masalah kepemimpinan politik“ Fatwa haram atau sesat Syiah itu tidak diperlukan, baik secara teologis, ibadah dan fiqh karena pertaruhannya Ukhuwah Islamiyah di Indonesia,”(republika.co.id). Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
“ Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam dalam perebutan kekuasaan, dari masa sahabat, Karenanya akidahnya sama, Alqurannya, dan nabinya juga sama,”(republika.co.id)
.
KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia)
Dengan tergabungnya Iran yang mayoritas bermazhab Syiah sebagai negara Islam dalam wadah OKI tersebut, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60 negara menerima Iran sebagai negara Islam.(tempointeraktif)
.
Rhoma Irama ( Seniman dan Mubaligh )
Tuhan kita sama, nabi kita sama, kiblat kita sama, sholat kita sama, puasa kita sama, zakat kita sama, haji kita sama, kenapa harus saling mengkafirkan(tempo.co)
.
Slamet Effendy Yusuf (Ketua PB NU)
Caranya terus menjaga persamaan sesame Umat Islam, bukan mencari perbedaannya,” (republika.co.id)
.
Prof. Dr. Umar Shihab (Ketua MUI Pusat)
Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi Ulama Islam International sebagai bagian dari Islam,” (rakyamerdekaonline.com)
.
Alm, Buya Hamka (Mantan Ketua Umum MUI Pusat)
Mengutip pernyataan Imam Syafi’i
Jika saya dituduh Syiah karena mencintai keluarga Muhammad Saw, maka saksikanlah wahai Jin dan Manusia, bahwa saya ini orang Syiah. Jika dituduhkan kepada saya bahwa saya Syiah karena membela Imam Ali, saya bersaksi bahwa saya Syiah” (majalah.tempointeraktif.com)
.
KH Nur Iskandar Sq (Ketua Dewan Syuro PPP)
Kami sangat menghargai kaum Muslimin Syiah, ” (Inilah.com)

 

Tidak ada komentar: