Pencarian Isi Blogg Ini

Pemuda Dalam Perspektif Rahbar (2) Pembangunan Diri Secara Multidimensional

Pembangunan diri dalam berbagai dimensi intelektualitas, moral dan jasmani adalah kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemuda. Pemuda harus menabur benih yang dimilikinya di lahan yang tersedia baginya. Pemuda harus memanfaatkan kekayaan yang tersimpan dalam diri dan habitat budayanya sendiri, mengerahkan kehendaknya, menghargai jatidiri dan kemerdekaannya dan tidak meniru model-model yang didesain oleh budaya asing. Tanpa harus meniru model-model demikian, pemuda sebaiknya berkonsentrasi pada pada nilai-nilai yang dapat menjernihkan dan menyucikan idealisme, kehendak, keyakinan dan akhlaknya. Dengan begitu, elemen pemuda akan menjadi pilar dan atap peradaban sejati bangsa.

Rasa Kebertanggungjawaban

Satu hal penting bagi pemuda ialah kesadaran akan tanggung jawabnya, sebab pemuda lebih bertenaga sekaligus lebih peka. Kesadaran akan tanggung jawab artinya ialah bahwa sebagaimana manusia memikirkan urusan hidupnya sendiri seperti pekerjaan, mata pencaharian, pernikahan dan lain sebagainya dia juga harus memikirkan tujuan dan misi yang lebih luas dari sekedar urusan pribadinya, yaitu urusan kolektif bangsa, sejarah dan umat manusia secara umum. Setiap manusia harus menyadari tugas, kewajiban dan tanggung jawab ini. Manusia dan masyarakat manapun tidak akan bisa mendaki puncak kebahagiaan tanpa ada kesadaran akan tanggung jawab ini. Manusia harus mengejar cita-cita besar dan berusaha menyingkirkan kendala yang menghalangi. inilah yang dimaksud dengan kesadaran tersebut.

Kepekaan Terhadap Urusan Masyarakat

Pemuda harus peka terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Pemuda harus merasa terusik jika di tengah masyarakat atau lingkungannya terjadi diskriminasi dan lain sebagainya. Sebagian orang tidak demikian. Mereka kehilangan kepekaannya di depan problematika sosial akibat kehidupan individualistiknya atau karena sudah sangat terbiasa dengan semua persoalan itu sehingga mereka bersikap apatis. Tapi pemuda tidak demikian. Pemuda adalah lapisan yang aspiratif. Pemuda yang mengharapkan kehormatan bagi negaranya pasti akan terusik jika di tengah masyarakat berlaku ketidakadilan dan korupsi. Pemuda pasti peka terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan nasionalisme bangsanya.

Dalam perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran, hanya dengan sekali seruan dari Imam Khomeini (ra) para pemuda sudah berbondong-bondeng pergi ke medan laga, padahal mereka pasti tahu adanya bahaya di sana. Di masyarakat manapun pemuda pasti demikian, hanya saja kesadaran seperti ini lebih besar jika masyarakat itu beriman dan menganut norma-norma spiritual. Di setiap masyarakat, pemuda pasti tergerak secara suka rela jika keamanan tanah air, kemerdekaan negara dan kehormatan bangsanya membutuhkan pertahanan. Demi ini, pemuda pasti siap menyongsong resiko apapun tanpa harus memikirkan bagaimana kesejahteraan hidupnya.

Upaya Intelektual

Salah satu perjuangan yang mesti dilakukan oleh para pemuda ialah ketekunan dalam belajar, kegigihan memerangi kemalasan, apatisme, stagnasi dan kevakuman dari pendidikan. Pemuda harus terbiasa dengan mengasah otak dalam berbagai persoalan. Ini merupakan satu perjuangan tersendiri. Salah satu bahaya besar bagi setiap manusia, khususnya generasi muda, ialah kevakuman dari pemikiran dalam menghadapi berbagai peristiwa dan fenomena sosial.

Tugas pengarahan pemikiran para pemuda adalah tugas besar dan tentu ada orang-orang yang bertanggung jawab di bidang ini. Hanya saja, pihak pemudapun juga wajib berpikir dan bergerak berdasarkan pemikiran. Dalam segala peristiwa, besar ataupun kecil, pemuda juga harus terbiasa dengan berpikir, menelaah dan melakukan pertimbangan. Orang yang terbiasa berpikir praktis juga akan terbiasa bermusyawarah dengan orang lain. Salah satu faktor yang membuat orang susah berpikir ialah ketenggalaman dalam fasad dan keputusasaan. Karena itu, memerangi keputusasaan dan memberantas faktor-faktor yang menumbulkan fasad adalah bagian dari perjuangan yang harus dilakukan oleh kaum muda