
Said Agil Siraj Bilang Syiah di Indonesia Tidak Berbahaya
Said Agil Siraj begitu khawatir dengan Salafi Wahabi –
Ada pernyataan yang dikeluarkan dari mulut seorang Ketua Umum
PBNU ini. Konflik Sunni-Syiah dikatakan, hanyalah persoalan politik
semata, bukan permasalahan akidah.

Ulama Wahabi Itu Cocoknya Jadi Pimpinan Ranting NU
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dibilang hanya pantas duduk sebagai
Pimpinan Ranting Nahdhatul Ulama (NU). Bahkan, ulama itu jika ikut
Muktamar NU pasti kalah suara. Naudzubillah min dzalik.Guyon yang bukan pada tempatnya itu tak pantas keluar dari seorang Ketua Umum PBNU Said Agil Siraj.
“Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ingin disejajarkan dengan empat Imam
Madzhab, seperti Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali. Padahal, Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab hanya pantas duduk pada posisi Pimpinan Ranting
NU. Kalau beliau ikut Muktamar NU sudah pasti kalah,” ejek Said Agil
dalam sebuah workshop Deradikalisasi Deradikalisasi Agama Berbasis Kyai/Nyai dan Pesantren di Park Hotel, Jakarta, Sabtu (3/11).
Said Agil menuduh Wahabi memisahkan diri dan punya andil dalam
meruntuhkan Khilafah Utsmani di Turki. Sampai akhir abad ke-17, Jazirah
Arab masih terbagi empat wilayah: bagian utara berpusat di Syam (Syria),
timur di Najd, barat di Hijaz, dan selatan di Yaman. Tapi awal abad
ke-18, Gubernur Najd Muhammad Ibnu Saud, yang didukung seorang ulama
bernama Muhammad bin Abdul Wahab memisahkan diri dari Khilafah Utsmani.
Pertama kali muncul, gerakan ini langsung dihabisi oleh Khalifah Utsmani
yang memerintahkan Gubernur Mesir Raja Fuad, untuk memeranginya. Dalam
pertempuran ini, Muhammad bin Saud bisa dikalahkan dan salahsatu
anaknya, Faisal terbunuh.
Kemudian, kelompok ini pecah menjadi beberapa kelompok, seperti
al-Azariqah, al-Ibadiyah, an-Najdad dan ash-Shufriyah. Yang paling
ekstrem adalah al-Azariqah yang mengatakan, pokoknya selain orang
Khawarij adalah kafir.
Tapi kemudian, Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Muhammad Saud, cucu
Muhammad Saud, melarikan diri ke luar negeri (Bahrain) untuk menghimpun
kekuatan.
“Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Muhammad Saud lari ke Bahrain, lalu
bertemu dengan Inggris yang sedang ngebor minyak. Mereka buat
kesepakatan, lalu dikirim lah Lawrence Arabia, agen Inggris yang cakap
berbahasa Arab. Lawrence lalu menggiring dan memprovokasi suku
Arab.Singkatnya Abdul Aziz pulang ke Najd, Saudi Timur dengan membawa
400 pasukan berkuda. Singkatnya, Penguasa Najd kalah, maka gemparlah
dunia Islam. Muhammad Saud lalu melalukan ekspansi dengan menyerang
Makkah,Thoif dan Madinah. Ketika itu penguasa Syafif Husain menyerah
kalah,” jelas Said,
Begitu ada kesempatan, lanjut Said Agil, dengan dukungan pasukan yang
sangat militant, Abdul Aziz menyerang Makkah. Tatkala masuk Makkah,
mereka langsung meratakan semua kuburan, termasuk kuburannya Siti
Khadijah (istri Nabi pertama), Abdullah bin Zubeir, Asma binti Abu
Bakar, kuburan para sahabat, dan semua kuburan ulama.
Said Agil Siraj juga mengatakan, situs-situs sejarah perkembangan
Islam dibongkar. Sebut saja seperti rumah kakek Nabi dijadikan toilet,
rumah Siti Khadijah dijadikan tempat pembuangan bahkan pasar, rumah Ali
ra dijadikan kandang keledaim rumah kelahiran Nabi saw dibongkar, Bab
Bani Syaibah (tempat bersejarah untuk menentukan siapa yang berhak
meletakkan Hajar Aswad) dihilangkan jejaknya, Baitul Arqam (tempat
pengaderan as-Sabiqun al-Awwalun) dibongkar, Dar an-Nadwah diratakan, dan tempat mengajar Imam Syafi’I juga dibongkar.
“Kuburan di Ma’la rata dengan tanah. Kenapa nggak sekalian Ka’bah
dibongkar, lagipula kita kesana bukan menyembah Kabah kok. Kini, tinggal
Ka’bah dan Makam Nabi Ibrahim as yang ada. Sekitar 15 ribu di Baqi,
makam sahabat rata sudah tidak ada. Ironisnya, kuburan Nabi Muhammad,
Abu Bakar, dan Umar akan dibongkar,” kata Said.
Komite Hijaz
KH. Hasyim Asy’ari lalu mendengar kabar itu. Lalu dibentuklah Komite
Hijaz, yang yang dipimpin oleh KH. Abdul Wahab dan KH Zainul Arifin.
Saat berangkat ke Jeddah dan berjumpa Raja Abdul Aziz, ulama NU itu
meminta agar Raja Abdul Aziz menggilir imam Masjidil Haram dengan 4
madzhab, mulai dari Imam Syafi’i, Hambali, Hanafi, Maliki, hingga
Wahabi. Atas nama umat Islam Negeri Jawi, kedua Kiai NU tadi memohon
agar kuburan Muhammad saw, Abu Bakar dan Umar tidak dibongkar. Berkat
lobi Komite Hijaz NU, kuburan tersebut masih ada. “Bayangkan, kuburan
Nabi Saw tidak boleh dikasih lampu, kelambu tidak diganti, pekarangannya
tidak disapu,” kata Said.
Ketika itu ulama yang melawan pasti dibunuh, terutama ulama syiah.
Ada ulama dari madzhab Syafii, Syaikh Hasan Yamani lari, lalu tinggal
di Surabaya, kemudian nikah punya anak Fauzi Yamani.
“Walhasil, Wahabi adalah gerakan radikal akidah, maunya purifikasi
akidah dari kemusyrikan, tapi satu langkah lagi mereka akan jadi
teroris. Ceramahnya, yang ziarah kubur dan adakan maulid itu musyrik.
Kalau orang NU dianggap musyrik berarti boleh dibunuh donk. Saya yakin
ada big desain, dimulai tahun 80-an muncul gerakan radikal, seperti yang terjadi di al-Jazair, Somalia, Kenya, Afghanistan.”
Ketika Soviet menyerang Afghan, Ronald Reagen membentuk mujahidin
dari negara-negara Islam. Dari Saudi, Usamah bin Laden dan Abdullah
Azzam dilatih AS untuk melawan tentara Soviet. “Setelah Soviet angkat
kaki, Raja Fahd memanggil mujahidin asal Saudi untuk pulang. Hanya dua
orang yang tidak pulang, yaitu Mbah Usamah dan Abdullah azzam. Mereka
mendirikan al Qaidah,” kata Said mengejek Usamah.
Menurut Wahabi, ormas, LSM adalah bid’ah. Ketika itulah, ulama Saudi
mencabut kewarganegaraa Usamah dan Azzam karena mendirikan al Qaidah.
“Benar saja, kalau keduanya pulang bisa jadi penyakit. Tak beda dengan
Imam Samudra dan Mukhlas Ali Ghufron, pulang ke Tanah Air jadi
penyakit.”
Dikatakan Said Agil, seorang Abdullah Sungkar, semua gereja harus
dibom. Tapi Ustadz Abu agak shaleh sedikit, hanya gereja yang illegal
saja yang dibom.
Said Agil meyakini, tidak ada satupun warga NU yang terlibat teroris.
Di NU, ada 400 ribu madrasah, 800 ribu masjid, 21.600 pesantren .
“Kalau ada yang terlibat teroris ya bukan NU. Saya berharap, kaum ibu
menjaga anak-anaknya dari paham radikal. Saat ini, anak kita sudah bosan
dengan NU, HMI, PMII, Muhammadiyah, mereka ingin yang kelihatan heroik,
dan bisa bertemu bidadari di Surga,” imbuh Said kepada wartawan.

Saat memberikan taushiyah, seorang kiai sesepuh NU mendapatkan
keluhan dari para santri tentang ”serangan-serangan” kelompok Wahabi
terhadap tradisi keagaamaan warga NU. Dengan enteng, kiai tersebut
mengatakan, ”Ah Wahabi itu kan Badui.” Katanya, aliran Wahabi itu
dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab dari Nejd, keturunan orang
Badui.
.
Sejak dulu, bangsa Badui dikenal tidak terlalu pintar. ”Maka kalau
diserang orang Badui ya tidak usah membalas. Kalau kita balas berarti
kita sama seperti mereka. Dibikin santai saja. kalau orang Badui
menafsirkan Al-Qur’an, ya tidak usah ditanggapi serius.” kata kiai.
.
Selanjutnya, ia bercerita tentang cara orang Badui mengecat,
sekedar menunjukkan kualitas mereka. ”Di Indonesia, hanya butuh dua
orang saja untuk mengecat seluruh rumah. Tapi bagi orang Badui, butuh
seratus orang untuk mengecat satu rumah saja.” ”Untuk apa membawa orang
sebanyak itu?” tanya para santri. ”Lha iya, satu orang memegang kuas
cat. Sementara 99 wahabi lainnya membolak-balik rumah biar merata
catnya.” Para santri tertawa. Kiai bercerita lagi, tentang orang Badui
mengecat trotoar jalan.
.
”Hari pertama mereka bisa mengecat sepanjang 500 meter. Hari kedua
mereka hanya mampu mengecat 50 meter. Dan hari ketiga mereka mengecat
lebih pendek lagi, hanya 5 meter.” ”Kenapa bisa begitu?” tanya santri.
Kata kiai, sang Badui mengeluh: ”Jangan salahkan saya dong! Semakin ke
sini kan pot catnya semakin jauh di sana.” Jadi di hari ketiga Badui
cuma bisa mengecat 5 meter saja.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar